Reporter: Dupla Kartini | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - MOSCOW. Pemerintah Rusia pada Sabtu (14/4), menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pasalnya, Moscow telah mempertimbangkan untuk memasok sistem rudal S-300 ke Suriah, setelah penyerangan yang dipimpin Amerika Serikat (AS) terhadap sekutunya itu.
"Rusia meminta pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas tindakan agresif AS dan sekutunya," kata Presiden Vladimir Putin dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs Kremlin, seperti dilansir Reuters, Sabtu.
"Eskalasi situasi saat ini di sekitar Suriah memiliki dampak yang menghancurkan pada seluruh sistem hubungan internasional," imbuhnya.
Sebelumnya, Sabtu dini hari, pasukan AS, Inggris dan Prancis menggempur Suriah dengan menggunakan lebih dari 100 rudal. Serangan dilakukan sebagai respons atas serangan gas beracun yang menewaskan puluhan orang di Douma, pekan lalu.
Douma yang terletak di pinggiran Damaskus merupakan benteng terakhir bagi pemberontak yang menentang rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Ini merupakan intervensi terbesar oleh kekuatan Barat terhadap rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Putin mengatakan tindakan AS di Suriah membuat bencana kemanusiaan yang lebih buruk dan menyebabkan rasa sakit bagi warga sipil.
"Rusia dengan cara yang paling serius mengutuk serangan terhadap Suriah, di mana militer Rusia membantu pemerintah yang sah untuk melawan terorisme," kata Putin.
Misil untuk Suriah
Kolonel Jenderal Sergei Rudskoi pada Sabtu, menyatakan, Moscow mungkin mempertimbangkan untuk memasok S-300, sistem rudal ke permukaan udara untuk Suriah dan negara lainnya
"Rusia telah menolak memasok rudal itu ke Suriah beberapa tahun yang lalu, dengan mempertimbangkan permintaan mendesak dari beberapa mitra kami di negara Barat," katanya.
Namun, kata Rudskoi, setelah penyerangan yang dipimpin AS, bagaimanapun Rusia menganggap mungkin untuk mempertimbangkan kembali masalah ini tidak hanya untuk Suriah tetapi negara lain juga.
Ia mengklaim, sistem pertahanan udara Suriah, yang sebagian besar terdiri dari sistem yang dibuat di Uni Soviet, telah mengagalkan 71 dari ratusan rudal yang ditembakkan AS dan sekutunya pada Sabtu dini hari.
"Dalam satu setengah tahun terakhir Rusia telah sepenuhnya memulihkan sistem pertahanan udara Suriah dan terus meningkatkannya," kata Rudskoi.