Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Beberapa perusahaan teknologi di Asia mulai mengungkapkan bahwa memiliki simpanan tunai pada Silicon Valley Bank (SVB) yang kini sedang bermasalah.
Meski demikian, beberapa perusahaan teknologi ini menekankan bahwa jumlah simpanan yang terjebak dalam SVB ini tidak begitu berdampak terhadap operasional mereka.
Memang, SVB dikenal memiliki ikatan yang kuat dengan sektor teknologi karena banyak memberikan pinjaman terhadap startup.
Paling tidak selusin di Hong Kong, terutama yang terlibat dalam bioteknologi, mendaftarkan SVB sebagai bankir mereka dalam pengajuan pembelian, menurut investor dan pendiri Webb-site.com David Webb.
Baca Juga: JP Morgan dan PNC Tertarik Akuisisi SVB Financial Group, Tak Termasuk Unit Perbankan
Hal itu menempatkan ratusan juta dolar dalam risiko bagi perusahaan-perusahaan kecil ini, yang banyak di antaranya masih dalam tahap awal operasi dan tidak menguntungkan.
Perusahaan bioteknologi asal Hong Kong yang dananya disimpan di SVB, antara lain Brii Biosciences Ltd, Broncus Holding Corp, BeiGene Ltd, dan Zai Lab Ltd.
Broncus Holding mengungkapkan bahwa sekitar US$ 11,8 juta, atau sekitar 6,5% dari kas dan setara kasnya, disimpan di SVB per 10 Maret.
Sementara itu, Zai Lab yang merupakan pengembang perawatan kanker memiliki paparan 2,3% "tidak material" terhadap SVB dari total kas dan setara kas sebesar US$ 1.008,5 juta per 31 Desember 2022.
SoftBank Group Corp Jepang juga dipandang sebagai salah satu perusahaan yang berpotensi paling rentan terkena krisis yang sedang berlangsung mengingat investasinya yang besar dalam teknologi.
Baca Juga: Silicon Valley Bank Bangkrut, Robert Kiyosaki Optimistis Harga Emas dan Perak Melesat
Konglomerat tersebut memiliki saham yang dirahasiakan di OakNorth Bank Plc, yang sedang dalam pembicaraan untuk membeli cabang SVB di Inggris.
Pemberi pinjaman milik negara China Shanghai Pudong Development Bank Co. juga dapat terpengaruh karena memiliki usaha dengan SVB. Pemberi pinjaman milik negara China ini memiliki usaha perbankan dengan SVB.
Dalam sebuah pernyataan, mereka mengatakan bahwa dukungan selalu beroperasi secara stabil sesuai dengan undang-undang dan peraturan China, dan memiliki neraca independen.
Di Korea Selatan, Layanan pensiun nasional juga mengungkapkan bahwa ada dana yang terjebak di SVB ini. Mengingat, Dana pensiun publik Korea ini memiliki 0,17% saham di SVB Financial Group pada akhir kuartal keempat tahun lalu.
Baca Juga: Ini Aksi AS dalam Membendung Dampak Bangkrutnya Silicon Valley Bank
Nazara Technologies Ltd.yang merupakan pengembang game dari India juga ikut bernapas. Mereka mengatakan dua unit yang secara tidak langsung terkait dengan perusahaan memiliki saldo kas di SVB sekitar US$. 7,8 juta.
Saham perusahaan yang terpapar SVB bervariasi di seluruh Asia pada hari Senin, sementara saham bank menurun ke level terendah dalam lebih dari dua bulan.
“Sebagian besar berpikir bahwa SVB adalah istimewa risiko yang ditebus oleh otoritas AS,” kata Hao Hong, kepala ekonom di Grow Investment Group. "Untuk saat ini, pasar memilih untuk mengabaikan detail teknis ini."