kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.383.000   23.000   0,97%
  • USD/IDR 16.606   -15,00   -0,09%
  • IDX 8.034   -32,89   -0,41%
  • KOMPAS100 1.105   1,33   0,12%
  • LQ45 772   0,56   0,07%
  • ISSI 289   -0,79   -0,27%
  • IDX30 404   0,87   0,22%
  • IDXHIDIV20 455   0,19   0,04%
  • IDX80 121   -0,16   -0,13%
  • IDXV30 130   -1,42   -1,09%
  • IDXQ30 128   0,99   0,78%

Tahun ini ekonomi AS diprediksi tumbuh 1,7%


Jumat, 25 Juli 2014 / 09:33 WIB
Tahun ini ekonomi AS diprediksi tumbuh 1,7%
ILUSTRASI. Cara Mudah Perpanjang SIM, Cek Jadwal SIM Keliling Jakarta Hari Ini (20/2)


Sumber: Reuters | Editor: Hendra Gunawan

WASHINGTON. Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) di tahun ini. Pemangkasan ini didorong oleh kontraksi ekonomi di kuartal pertama.

IMF meramal, ekonomi AS hanya akan tumbuh 1,7% di tahun ini. Prediksi ini turun ketimbang prediksi bulan Juni lalu di angka 2%. AS harus mempercepat aktivitas perekonomian seperti belanja pemerintah untuk mengejar pertumbuhan ekonomi antara 3% hingga 3,5% di sepanjang tahun 2014.

Walaupun menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun ini, IMF tak mengubah prediksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun depan dan 2016 yakni 3%. "Hambatan pertumbuhan dari kontraksi ekonomi di kuartal pertama tidak akan diperhitungkan," ujar staf IMF dalam analisis tahunan ekonomi AS seperti dikutip Reuters.

Produk Domestik Bruto (PDB) AS mengalami kontraksi sebesar 2,9% dalam tiga bulan pertama tahun ini, terseret oleh pasar perumahan yang lemah dan perlambatan ekspor. Ini adalah penurunan paling tajam dalam lima tahun terakhir.

Menurut IMF, Bank Sentral AS atawa The Federal Reserve harus mempertahankan suku bunga acuan nol hingga pertengahan tahun 2015. Pertumbuhan ekonomi AS di masa mendatang bisa mengecewakan jika suku bunga naik terlalu cepat dan perlambatan pasar negara-negara berkembang.

Faktor lain yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi AS adalah meningkatnya ketegangan geopolitik di Irak dan Ukraina akan membuat harga energi lebih tinggi.

Menurut IMF, hal tersebut akan memicu gangguan keuangan dan perdagangan. IMF juga mengingatkan bahwa populasi AS yang makin menua membuat perekonomian sulit tumbuh di atas 2% tanpa reformasi yang signifikan seperti pajak dan perubahan imigrasi, investasi lebih

di infrastruktur dan pelatihan kerja. Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, IMF lebih fokus kepada kantong kemiskinan AS. Hal tersebut mendesak AS untuk memperluas kredit pajak penghasilan kepada para pekerja miskin.

"Kami pikir kemiskinan penting untuk pertumbuhan baik ekonomi maupun sosial di AS," ujar Nigel Chalk, Deputy Director of the IMF's Western Hemisphere Department.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×