Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masa wajib militer selama satu tahun telah dimulai di Taiwan pada Kamis 24 Januari 2024.
Hal ini ditandai dengan perekrutan perdana untuk wajib militer di negara kepulauan tersebut.
Sebelumnya masa wajib militer di Taiwan hanya empat bulan.
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, telah mengumumkan perpanjangan masa wajib militer ini pada akhir tahun 2022.
Perpanjangan ini dilakukan sebagai respons terhadap ancaman militer China yang kian meningkat akhir-akhir ini.
Baca Juga: Respons Ancaman China, Taiwan Perpanjang Masa Wajib Militer Jadi Satu Tahun
China terus meningkatkan tekanan militer, diplomatik dan ekonomi terhadap Taiwan yang diklaim sebagai bagian dari wilayah Tiongkok.
Di pusat perekrutan di Taichung, Taiwan Tengah, sekelompok pemuda berkumpul di pagi hari untuk dilantik.
Anjing-anjing dilibatkan dalam pemeriksaan tas mereka.
Sementara tukang cukur mencukur rambut mereka sebelum mereka berganti pakaian menjadi seragam tentara.
Militer mengumumkan membutuhkan 670 orang untuk ikut wajib militer dalam gelombang pertama di bawah skema wajib militer yang baru diperluas.
Para wajib militer ini akan menjalani pelatihan yang lebih intensif, termasuk latihan menembak dan instruksi tempur.
Baca Juga: Militer Bombardir Houthi di Yaman, Begini Respons Pro dan Kontra Kongres AS
Latihan ini mirip dengan yang digunakan pasukan Amerika Serikat.
Mereka juga akan mempelajari penggunaan senjata yang lebih canggih, termasuk rudal anti-pesawat Stinger dan rudal anti-tank.
Amerika Serikat menyambut baik reformasi wajib militer Taiwan tersebut sebagai bagian dari upaya meningkatkan kemampuannya dalam mempertahankan diri.
Meskipun demikian, masa tugas wajib militer di Taiwan masih lebih pendek dibandingkan dengan yang di Korea Selatan, yang mensyaratkan masa tugas selama 18 bulan karena menghadapi ancaman dari Korea Utara yang bermusuhan dan memiliki senjata nuklir.
Baca Juga: Joe Biden: Amerika Serikat Tidak Mendukung Kemerdekaan Taiwan
Setelah Taiwan mengumumkan perpanjangan wajib militer pada tahun 2022, Tiongkok mengkritik Taiwan karena dianggap mencoba menggunakan rakyat Taiwan sebagai "umpan meriam".
Pemerintah Taiwan menolak klaim kedaulatan Beijing dan menegaskan bahwa hanya rakyat Taiwan yang memiliki hak untuk menentukan masa depan mereka.