Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) dan Inggris melancarkan serangkaian serangan di Yaman pada Kamis (11/1) yang ditujukan terhadap milisi Houthi yang didukung Iran yang mulai menargetkan pelayaran internasional di Laut Merah akhir tahun lalu.
Reaksi dari AS disampaikan oleh Senator Susan Collins, dari Partai Republik, Maine, yang menyatakan bahwa Iran dan sekutunya harus menyadari bahwa serangan berulang terhadap pasukan AS dan gangguan terhadap jalur laut penting tidak akan ditoleransi.
Serangan militer yang dilakukan oleh Pemerintah AS dan mitra koalisinya dianggap sebagai respons yang terlambat terhadap dukungan proksi Iran yang telah mengincar personel, pangkalan, dan kapal militer AS sebanyak lebih dari 120 kali sejak Oktober, mengakibatkan luka parah pada seorang anggota militer.
Baca Juga: Lancarkan Serangan Udara dan Laut, AS dan Inggris Bombardir Houthi di Yaman
"Selain itu, teroris Houthi juga telah melancarkan puluhan serangan terhadap kapal komersial non-militer di berbagai negara,"ujarnya seperti dilansir Reuters.
Gregory Meeks, perwakilan AS dari Partai Demokrat, New York, meskipun mendukung serangan militer yang ditargetkan dan proporsional, menyerukan kepada Pemerintahan Biden untuk terus melakukan upaya diplomatik guna menghindari eskalasi menjadi perang regional yang lebih luas.
Dia juga menekankan pentingnya melibatkan Kongres dalam rincian strategi dan dasar hukum, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Pemimpin Senat Republik AS, Mitch McConnell, menyambut baik operasi AS dan koalisi melawan teroris Houthi yang didukung oleh Iran. Ia menyatakan bahwa keputusan Presiden Biden untuk menggunakan kekuatan militer terhadap proksi Iran ini dianggap terlambat, namun diharapkan operasi ini menandai perubahan permanen dalam pendekatan Pemerintahan Biden terhadap Iran dan sekutunya.
Senator AS Roger Wicker, Republik, Mississippi, menganggap serangan ini sebagai langkah awal yang baik untuk memulihkan keamanan di Laut Merah. Dia menekankan pentingnya berkoordinasi dengan mitra, terutama Saudi, untuk memastikan dukungan mereka seiring dengan perkembangan situasi.
Baca Juga: Menlu AS Antony Blinken Bertemu Pejabat Senior China Sehari Jelang Pemilu Taiwan
Wicker menambahkan bahwa sudah saatnya meninggalkan pembicaraan kosong dan mengambil tindakan tegas terhadap Houthi dan proksi Iran lainnya sebagai peringatan akan konsekuensi bencana akibat eskalasi di wilayah tersebut.
Perwakilan AS Ro Khanna, Demokrat, California, menekankan bahwa Presiden AS harus berkonsultasi dengan Kongres sebelum melancarkan serangan terhadap Houthi di Yaman.
Dia menganggap hal tersebut sebagai kewajiban sesuai dengan Pasal I Konstitusi, dan mengajak untuk melibatkan Kongres dalam konflik di Timur Tengah. Khanna menekankan pentingnya transparansi dalam rincian strategi dan dasar hukum yang diperlukan oleh hukum.
Baca Juga: Harga Minyak Melonjak Hampir 2% Tersulut Eskalasi Timur Tengah
Perwakilan AS Val Hoyle, Demokrat, Oregon, menyoroti bahwa serangan udara ini tidak diizinkan oleh Kongres. Menurutnya, Konstitusi dengan jelas memberikan wewenang kepada Kongres untuk memberikan izin terkait keterlibatan militer dalam konflik internasional.
Ia menegaskan bahwa setiap presiden, tanpa memandang partai politiknya, harus meminta izin militer terlebih dahulu sebelum melanjutkan serangan udara di Yaman.
Perwakilan AS Jason Crow, Demokrat, Colorado, menegaskan bahwa ia tidak akan mendukung keterlibatan dalam perang yang lebih luas dan menyerukan kehati-hatian dalam tindakan militer.
Perwakilan AS Mark Pocan, Demokrat, Wisconsin, menyatakan bahwa AS tidak boleh mengambil risiko terlibat dalam konflik yang telah berlangsung puluhan tahun tanpa izin dari Kongres. Ia menekankan pentingnya kerjasama antara Gedung Putih dan Kongres sebelum melanjutkan serangan udara di Yaman.