Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Taiwan berencana memasukkan materi invasi Rusia ke Ukraina ke dalam panduan latihan militer tahunan mereka. Beragam pola akan dipelajari untuk bersiap menghadapi risiko serangan dari China.
Kementerian Pertahanan Taiwan pada hari Selasa (26/4), mengatakan latihan Han Kuang tahun ini akan dibagi menjadi dua bagian pada Mei dan Juli. Latihan Han Kuang merupakan latihan perang tahunan terbesar Taiwan.
Dilansir dari Reuters, latihan pada Mei akan menjadi latihan teori untuk mempelajari berbagai kemungkinan tindakan China yang didasarkan pada beberapa manuvernya di sekitar Taiwan dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: AS Siapkan Perangkat Pertahanan Udara untuk Taiwan Senilai US$ 95 Juta
Perang Ukraina-Rusia akan menjadi panduan bagi Taiwan untuk menentukan berbagai langkah bertahan dan menyerang ketika invasi benar-benar terjadi.
Pada bulan Juli, akan ada latihan lapangan selama lima hari yang melibatkan tentara. Latihan ini meliputi tembak-menembak dan keterampilan lainnya.
Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Taiwan menyebut latihan Han Kuang akan fokus pada menyerang musuh di laut, mempertahankan kekuatan tempur, dan mengintegrasikan kekuatan total seluruh rakyat untuk mendukung operasi militer.
Baca Juga: Tekanan China Meningkat, Taiwan Berencana Perpanjang Masa Wajib Militer
Mengintegrasikan kekuatan seluruh rakyat yang dimaksud adalah menggunakan elemen pertahanan sipil dan pasukan cadangan yang memang disiapkan Taiwan untuk meningkatkan kemampuan perangnya.
Saat ini pejabat pertahanan Taiwan telah melihat banyak kesamaan dalam perang Ukraina dan situasi mereka sendiri. Termasuk kondisi di mana mereka memiliki negara tetangga yang memiliki ambisi memperluas teritorial. Mereka dan tetangganya juga memiliki kesenjangan kemampuan militer yang sangat besar.
Baca Juga: Xi Jinping Tandatangani Pakta Keamanan Baru dengan Solomon, Laut China Selatan Siaga!
Taiwan juga telah melakukan diskusi dengan Amerika Serikat untuk mempelajari perang di Ukraina dan bagaimana mereka dapat mempertahankan diri jika China menyerang.
Taiwan cukup percaya diri dengan menyebut Selat Taiwan sebagai penghalang alami. Keberadaan selat itu dianggap akan membuat China kesulitan menempatkan pasukan daratnya.
Namun, China juga memiliki kemampuan udara yang sangat baik. China juga telah memiliki rudal balistik antar-benua (ICBM) yang sangat bisa dimanfaatkan untuk menyerang dari jauh.