Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Bank sentral juga memperlebar selisih antara suku bunga yang dibayar perbankan atas cadangan yang berlebih dan batas atas kisaran suku bunga. Langkah ini dilakukan untuk mengatasi masalah pasar uang yang memicu intervensi pasar oleh The Fed New York pekan ini.
The Fed New York yang menjalankan operasi pasar terbuka bagi sistem The Fed, menggelar operasi repo overnight pada Selasa lalu. Lewat operasi ini, The Fed menyuntikkan dana US$ 2,15 miliar ke sistem perbankan.
Pada operasi repo overnight, bank meminjam dana dari The Fed dengan menggunakan US Treasury atau efek berharga lain sebagai jaminan. Operasi repo lain juga dilakukan pada Rabu dengan nilai US$ 75 miliar.
Baca Juga: Prediksi Kurs Rupiah: Pasar Mulai Kembali ke Aset Berisiko
Operasi ini menurunkan suku bunga repo yang terakhir berada di 2,10%-2,25%. Operasi ini pun menurunkan suku bunga pada instrumen pasar uang lain seperti Treasury bills atau surat utang jangka pendek yang diterbitkan pemerintah seperti SPN di Indonesia.
Powell pun memberikan sinyal bahwa bank sentral bisa mengambil langkah lebih besar untuk mengatasi masalah likuiditas antarbank.
"Pemangkasan suku bunga lagi oleh The Fed ini berupaya untuk melindungi ekonomi AS dari paparan ekonomi global yang melemah," kata Joe Manimbo, senior market analyst Western Union Business Solutions kepada Reuters.
Baca Juga: Proyeksi IHSG: Merespons Arah Suku Bunga
Manimbo menambahkan bahwa langkah The Fed kemarin merupakan pelonggaran yang lebih hawkish karena prediksi The Fed menunjukkan mungkin tidak ada pemangkasan lebih lanjut tahun ini. Tapi, pasar taruhan masih memperkirakan adanya sekali lagi pemangkasan suku bunga hingga tutup tahun.
Dalam proyeksi The Fed, pertumbuhan ekonomi AS diramal akan sebesar 2,2% tahun ini. Tingkat pengangguran akan bertahan pada 3,7% hingga tahun depan. Sementara tingkat inflasi diprediksikan akan sebesar 1,5% tahun ini, lebih rendah daripada target The Fed pada 2%. Inflasi diramal mencapai 1,9% pada tahun depan.