Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - DW. Kanada sejak lama mengizinkan penggunaan ganja sebagai obat. Namun baru Oktober tahun lalu, pemerintah mengizinkan konsumsi ganja untuk keperluan rekreasi pribadi. Jumlah yang dapat dimiliki seseorang untuk konsumsi pribadi dibatasi hanya sampai 30 gram.
Bahkan sebelum liberalisasi ganja, konsumsi di Kanada sudah menjadi salah satu yang tertinggi di dunia, dengan perkiraan penjualan ilegal lebih dari 4,4 miliar dolar AS (Rp 68,5 triliun) setahun. Karena itu, banyak orang kemudian terjun ke bisnis ganja. Salah satunya Oliver Coppolino.
Toko ganja Coppolino adalah satu dari 50 toko di provinsi Ontario. Permintaan sangat besar, katanya, dan ini membuatnya "sangat bahagia." Setiap hari, antara 400 sampai 700 pelanggan datang ke toko milik Oliver Coppolino. Tapi ada masalah juga.
Baca Juga: Ganja medis pertama di Thailand mulai dikirim pekan depan
"Pada dasarnya masalah utama kami adalah tentang pasokan. Kami selalu menyediakan banyak macam produk, tetapi beberapa produk memang sangat laris dan cepat sekali habis."
Seperti masa perburuan emas
Mark Rendell, jurnalis bisnis yang menulis untuk dua harian terbesar Kanada, mengatakan bahwa legalisasi ganja sempat memicu mentalitas perburuan emas seperti di masa lalu. Semua berpikir akan bisa untung besar. Bahkan investor yang biasanya berpikiran waras pun langsung "high" kalau soal bisnis ganja, katanya.
"Sangat jarang Kanada memimpin dalam industri apa pun. Karena ada legalisasi ganja, bank dan bursa saham di Kanada menjadi jauh lebih awal daripada negara lain masuk ke investasi bisnis ganja."
Baca Juga: Thailand promosikan penggunaan ganja untuk menggenjot medical tourism
Bahkan sebelum liberalisasi berlaku, beberapa perusahaan sudah terdaftar di bursa saham. Mereka semua bertaruh dengan janji yang dibuat oleh Perdana Menteri Justin Trudeau selama kampanye 2018, bahwa dia akan melegalisasi mariyuana.
Tapi undang-undang ganja yang dihasilkan ternyata tidak yang seperti dibayangkan kalangan bisnis. Justin Trudeau berusaha menggalang dukungan partai-partai politik utama dan akhirnya melakukan kompromi.
Pemerintah pusat di Ottawa memiliki wewenang soalĀ pemberian lisensi produksi, sementara pemerintah provinsi memutuskan produk ganja apa yang boleh dijual di wilayahnya (lisensi penjualan).
Mark Rendell mengatakan, lisensi produksi dari pemerintah pusat sering terlalu lama keluar. Sementara beberapa provinsi enggan mengeluarkan izin penjualan. Sekarang saja, ada lebih 100 perusahaan yang masih menunggu lisensi produksi.
Industri berkembang
Di Leamington, Ontario, perusahaan bernama Aphria saat ini sedang membangun rumah kaca hortikultura yang paling modern di Kanada untuk membudidayakan ganja. Kota ini memiliki iklim yang lebih baik daripada daerah lain di Kanada.
Baca Juga: Ada narkoba jenis baru berupa ganja cair masuk Indonesia
Sebelumnya di sini banyak ditanam tomat dan mentimun. Namun sekarang sayuran sudah hilang, meskipun perusahaan masih menggunakan mesin-mesin tua yang dulu digunakan untuk produksi makanan, kata Brett Marchand, veteran tentara Kanada yang sekarang bekerja di industri mariyuana.
"Ini adalah industri baru, Anda bisa mendapatkan kesempatan untuk membangun," katanya. "Kebanyakan orang tidak mendapatkan peluang seperti ini, benar-benar kesempatan sekali seumur hidup untuk menjadi bagian dari sesuatu dan benar-benar sejak awal."
Baca Juga: Perusahaan ganja Australia ini berencana IPO di pasar modal Jerman
Brett Marchand yakin bahwa pasar ganja akan terus tumbuh. "Kami belum mencapai puncak. Mungkin dalam dua tahun dari sekarang kami sudah tidak punya masalah lagi soal pasokan, "katanya.