kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Taliban Sepakat Impor Minyak, Gas, dan Gandum dari Rusia


Rabu, 28 September 2022 / 13:39 WIB
Taliban Sepakat Impor Minyak, Gas, dan Gandum dari Rusia
ILUSTRASI. Penjual bendera Taliban di depan bekas Kedutaan AS di Kabul, Afghanistan, 8 Oktober 2021. Taliban Sepakat Impor Minyak, Gas, dan Gandum dari Rusia.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - KABUL. Pemerintahan Taliban di Aghanistan akhirnya menandatangani kesepakatan sementara untuk memasok bahan bakar minyak, gas, dan gandum dari Afghanistan.

Kepada Reuters, Selasa (27/9), Menteri Perdagangan dan Industri Afghanistan Haji Nooruddin Azizi mengatakan, Rusia menawarkan diskon kepada Pemerintahan Taliban.

Langkah ini sekaligus menjadi kesepakatan ekonomi internasional besar pertama yang diketahui dilakukan oleh Taliban sejak berkuasa lebih dari setahun yang lalu.

Baca Juga: Hasil Sementara Referendum di Empat Wilayah Ukraina yang Dikuasai Rusia

Pemerintahan Taliban berharap, cara ini bisa membantu meringankan isolasi gerakan Islam yang secara efektif memutusnya dari sistem perbankan global.

"Kesepakatan itu akan membuat Rusia memasok sekitar satu juta ton bensin, satu juta ton minyak diesel, 500.000 ton LPG, dan dua juta ton gandum setiap tahun," kata Azizi.

Azizi menambahkan, perjanjian itu akan berjalan untuk masa percobaan yang tidak ditentukan. Setelahnya, kedua belah pihak diharapkan untuk menandatangani kesepakatan jangka panjang jika masing-masing puas dengan pengaturan tersebut.

Baca Juga: Sedikitnya 21 Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Sebuah Masjid, Kabul, Afganistan

Hingga saat ini masih belum ada negara yang secara resmi mengakui Pemerintahan Taliban. Akibatnya, Afghanistan kesulitan menjalin hubungan perdagangan dengan negara lain.

Para diplomat Barat mendesak agar Taliban untuk segera menjamin hak asasi manusia warganya, terutama pada perempuan. Taliban juga didesak untuk memutuskan hubungan dengan kelompok-kelompok militan internasional jika ingin mendapatkan dukungan internasional.

Di sisi lain, Rusia cenderung bersikap lunak terhadap Taliban. Rusia juga menjadi tuan rumah bagi para pemimpin Taliban menjelang kudeta. Kedutaan Besar Rusia juga jadi salah satu dari sedikit yang tetap buka di ibu kota Afghanistan.




TERBARU

[X]
×