kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Taliban: Tak akui pemerintahannya bisa berdampak global


Senin, 01 November 2021 / 06:34 WIB
Taliban: Tak akui pemerintahannya bisa berdampak global
ILUSTRASI. Taliban meminta Amerika Serikat dan negara-negara lain pada Sabtu (30/10/2021) untuk mengakui pemerintah mereka di Afghanistan. REUTERS/Jorge Silva


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - KABUL. Taliban meminta Amerika Serikat dan negara-negara lain pada Sabtu (30/10/2021) untuk mengakui pemerintah mereka di Afghanistan. 

Taliban mengatakan bahwa kegagalan untuk melakukannya dan pembekuan dana Afghanistan yang terus berlanjut di luar negeri akan menimbulkan masalah tidak hanya bagi negara itu tetapi juga bagi negara lain di dunia.

Melansir Reuters, tidak ada negara yang secara resmi mengakui pemerintah Taliban sejak gerilyawan mengambil alih negara itu pada Agustus. Sementara, miliaran dolar aset dan dana Afghanistan di luar negeri juga telah dibekukan, bahkan ketika negara itu menghadapi krisis ekonomi dan kemanusiaan yang parah.

"Pesan kami kepada Amerika adalah, jika tidak diakui terus, masalah Afghanistan berlanjut, itu adalah masalah kawasan dan bisa berubah menjadi masalah bagi dunia," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid kepada wartawan pada konferensi pers pada hari Sabtu.

Dia mengatakan, alasan Taliban dan Amerika Serikat berperang terakhir kali juga karena keduanya tidak memiliki hubungan diplomatik formal.

Baca Juga: Serangan drone militer AS tewaskan pemimpin senior al-Qaeda di Suriah

Amerika Serikat menginvasi Afghanistan pada tahun 2001 setelah serangan 11 September 2001, setelah pemerintah Taliban saat itu menolak untuk menyerahkan pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden.

"Isu-isu yang menyebabkan perang itu, bisa diselesaikan melalui negosiasi, bisa juga diselesaikan melalui kompromi politik," kata Mujahid.

Dia menambahkan bahwa pengakuan adalah hak rakyat Afghanistan.

Meskipun tidak ada negara yang mengakui pemerintahan Taliban, para pejabat senior dari sejumlah negara telah bertemu dengan para pemimpin gerakan itu baik di Kabul maupun di luar negeri.

Baca Juga: AS mengadakan pembicaraan dengan Taliban di Doha membahas keamanan dan terorisme

Kunjungan terakhir dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Turkmenistan Rasit Meredow, yang berada di Kabul pada hari Sabtu. Kedua belah pihak membahas implementasi cepat dari pipa gas Turkmenistan-Afghanistan-Pakistan-India (TAPI), kata Mujahid sebelumnya di Twitter.

Menteri luar negeri China, Wang Yi, bertemu dengan pejabat Taliban di Qatar awal pekan ini. Mujahid mengatakan pada hari Sabtu bahwa China telah berjanji untuk membiayai infrastruktur transportasi, dan untuk memberikan akses ekspor Kabul ke pasar China melalui negara tetangga Pakistan.

Mujahid juga berbicara panjang lebar tentang masalah yang dihadapi penyeberangan perbatasan, terutama dengan Pakistan, yang sering mengalami penutupan dan protes dalam beberapa hari terakhir. Penyeberangan sangat penting untuk Afghanistan yang terkurung daratan.

Dia mengatakan pembicaraan serius tentang masalah itu diadakan ketika menteri luar negeri Pakistan melakukan perjalanan ke Kabul minggu lalu.

Selanjutnya: Taliban ingin fasilitasi warga Afghanistan yang melarikan diri ke Turki untuk kembali




TERBARU

[X]
×