kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tanpa lockdown, Korea laporkan kasus corona terendah sejak Februari


Senin, 06 April 2020 / 20:15 WIB
Tanpa lockdown, Korea laporkan kasus corona terendah sejak Februari
ILUSTRASI. Seorang wanita memakai masker pelindung sambil mendorong kereta bayi berisi anjing saat berjalan dekat jalan tempat sakura mekar, yang ditutup untuk menghindari penularan virus corona (COVID-19), di Seoul, Korea Selatan, Rabu (1/4/2020).


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan, Senin (6/4), melaporkan kasus baru virus corona terendah sejak Februari. Pemerintah pun mendesak warga untuk tetap tinggal di rumah seiring kedatangan cuaca musim semi yang lebih hangat.

Melansir South China Morning Post, infeksi baru virus corona telah menurun di Korea Selatan dalam beberapa hari terakhir. Negeri ginseng melaporkan kurang dari 50 kasus pada Senin (6/4), untuk pertama kalinya sejak 29 Februari lalu.

Tapi, taman yang penuh sesak dan kemacetan lalu lintas dalam perjalanan ke tempat-tempat wisata pada akhir pekan mendorong otoritas kesehatan untuk meningkatkan alarm: virus corona bisa kembali jika warga tidak mengikuti kebijakan jarak sosial.

Baca Juga: Kapan kehidupan bisa sepenuhnya kembali normal? Ini kata Bill Gates

Korea Selatan secara luas mendapat pujian atas penanganan pandemi virus corona, setelah berhasil menurunkan jumlah kasus baru menjadi kurang dari 100 per hari selama lebih dari tiga minggu tanpa menggunakan langkah-langkah garis keras seperti lockdown.

Namun, klaster infeksi terkait gereja dan rumahsakit, kasus impor dari luar negeri, juga kasus yang terus meningkat di Seoul dan daerah sekitarnya-rumah bagi setengah populasi Korea Selatan-telah membuat khawatir para pakar kesehatan.

"Saya tidak suka membayangkannya, tetapi jika virus menyebar luas di daerah Ibu Kota (Seoul), krisis yang dialami banyak negara Eropa sekarang juga bisa menimpa kita," kata Perdana Menteri Chung Sye-kyun, Senin (6/4).

"Kami tidak memiliki alternatif selain memperpanjangnya (kebijakan jarak sosial yang berlaku sejak dua pekan lalu), karena cukup yakin infeksi akan menyebar lebih lanjut jika kami menurunkan penjagaan kami," ujarnya seperti dikutip South China Morning Post.

Baca Juga: Asa, laju kematian akibat corona di Spanyol melambat empat hari berturut-turut

"Jarak sosial tidak hanya untuk melindungi orang lain tetapi cara paling efektif untuk melindungi diri sendiri," tegas Sye-kyun.

Sebagian besar kasus virus corona, lebih dari 10.000, ada di Daegu dan Provinsi Gyeongsang Utara, pusat penyebaran wabah di Korea Selatan sejauh ini. Tapi, semakin banyak kasus yang muncul di Seoul dan sekitarnya, dengan 45% dari kasus baru selama lima hari terakhir.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×