Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - HAWAII. Menteri Pertahanan Amerika Serikat menyebut negaranya memiliki tanggung jawab untuk memimpin di Pasifik dan tidak akan menyerah sedikit pun kepada negara-negara lain yang menganggap sistem politik mereka lebih baik.
Berbicara selama kunjungan ke Hawaii, Esper mengatakan mereka berharap dapat bekerja dengan China untuk membuat negara tersebut menghormati tatanan berbasis aturan internasional bahkan ketika Beijing, yang telah berulang kali gagal memenuhi janjinya, mengejar modernisasi militer yang agresif.
Baca Juga: Korut rilis foto-foto baru kegiatan Kim Jong Un, asli atau palsu?
Dia menyebut China tidak memenuhi janji untuk mematuhi hukum, aturan, dan norma internasional, menambahkan bahwa Beijing ingin memproyeksikan kekuatannya secara global.
"Untuk memajukan agenda Partai Komunis China, Tentara Pembebasan Rakyat terus mengejar rencana modernisasi agresif untuk mencapai militer kelas dunia pada pertengahan abad ini," kata Esper.
"Ini pasti akan melibatkan perilaku provokatif PLA di Laut China Selatan dan Timur, dan di mana pun yang dianggap penting oleh pemerintah China untuk kepentingannya," lanjut dia.
Namun, sementara Amerika Serikat bertujuan untuk menghalangi China, ia juga ingin terus bekerja dengan China agar mereka kembali ke jalur yang lebih selaras dengan tatanan berbasis aturan internasional.
Baca Juga: China murka usai latihan militernya diganggu pesawat mata-mata milik Amerika
Esper menggambarkan Indo Pasifik sebagai episentrum persaingan kekuatan besar dengan China, meskipun menambahkan bahwa bersama dengan Rusia, kehadiran China kini telah mendunia dan Amerika Serikat harus dapat menangani keduanya secara global.
“Amerika Serikat memiliki tanggung jawab untuk memimpin. Kami sudah menjadi negara Pasifik, negara Indo Pasifik, sejak lama,” kata Esper.
“Kami tidak akan menyerahkan wilayah ini, satu inci tanah jika Anda mau, ke negara lain. Negara lain mana pun yang memikirkan bentuk pemerintahan mereka, pandangan mereka tentang hak asasi manusia, pandangan mereka tentang kedaulatan, pandangan mereka tentang kebebasan pers, kebebasan beragama, kebebasan berkumpul, semua hal itu, yang entah bagaimana itu lebih baik dari apa yang banyak dari kita miliki,” jelas dia.
Baca Juga: Baru tiga bulan gabung, CEO TikTok mengundurkan diri
Washington dan Beijing berselisih tentang segala hal mulai dari perdagangan dan hak asasi manusia hingga aktivitas militer China di jalur perairan Laut China Selatan yang disengketakan dan di tempat lain.