Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Michael Bloomberg, Ahad (24/11), mengumumkan, dirinya maju sebagai kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat.
"Saya mencalonkan diri sebagai Presiden untuk mengalahkan Donald Trump dan membangun kembali Amerika," kata Bloomberg, miliarder media sekaligus mantan Wali Kota New York.
"Kita tidak bisa menanggung empat tahun lagi dari tindakan sembrono dan tidak etis Presiden Trump," ujar mantan Republikan berusia 77 tahun ini seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Polling Reuters: Pencalonan Michael Bloomberg gerus 3% suara Joe Biden
Bloomberg akan bersaing dengan mantan Wakil Presiden Joe Biden dan Wali Kota South Bend Pete Buttigieg, serta Senator A. Elizabeth Warren dan Bernie Sanders.
Hanya, Bloomberg, pendiri dan CEO perusahaan media terkemuka Bloomberg LP, memiliki keunggulan finansial dibanding rival Demokrat lainnya.
Menurut juru bicara kampanye Bloomberg, dermawan terkemuka ini sudah menghabiskan setidaknya US$ 31 juta untuk iklan televisi yang akan tayang di negara bagian di seluruh AS selama dua minggu ke depan.
Bloomberg juga unggul dari calon Demokrat lainnya lewat aksi advokasi dan filantropinya dalam perubahan iklim serta memerangi kekerasan senjata. Ia mengeluarkan jutaan dolar AS untuk kelompok-kelompok yang mendorong undang-undang penggunaan senjata yang lebih ketat.
Cuma, Bloomberg akan menghadapi kerugian yang signifikan karena terlambat memulai kampanye dibanding rivalnya. Dia mesti mengejar lawan-lawannya yang telah mengumpulkan staf kampanye selama berbulan-bulan.
Baca Juga: Disebut-sebut bakal jadi pesaing Trump, begini kisah sukses Michael Bloomberg
Sebagai orang terkaya kedelapan AS versi Forbes dengan kekayaan US$ 53,4 miliar, Bloomberg akan mendapat keuntungan karena mampu membiayai sendiri kampanyenya dan menggelontor jutaan dolar AS untuk perekrutan tim.
"Kami tidak percaya bahwa miliarder memiliki hak untuk membeli pemilihan," kata Sanders dalam sebuah posting Twitter-nya, Minggu (24/11). "Itulah sebabnya, multi-miliarder seperti Michael Bloomberg tidak akan terlalu jauh (berlari) dalam pemilihan ini".