Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pengusaha dan politisi Michael Bloomberg disebut-sebut sebagai salah wali kota New York paling sukses dalam sejarah. Bloomberg yang kini berusia 77 tampaknya akan bersaing dengan Donald Trump untuk pemilihan presiden AS tahun depan.
Melansir CNN, Senin(11/11/2019). Bloomberg saat ini sedang menyiapkan dokumen di Alabama untuk memenuhi syarat untuk pemilihan presiden. Sementara itu, Bloomberg sudah memiliki satu pendukung besar yang merupakan rekan bisnisnya yakni miliarder Leon Cooperman, dari partai Demokrat.
Untuk biaya kampanye, Bloomberg dinilai bisa mendanainya sendiri. Majalah Forbes memperkirakan kekayaan Bloomberg saat ini adalah US$ 52,4 miliar. Jumlah ini tak hanya mengalahkan nilai kekayaan kerajaan real estat Presiden Donald Trump, tetapi juga mengalahkan kekayaan perusahaan media lainnya seperti Rupert Murdoch, Ted Turner, dan Sumner Redstone.
Lalu, bagaimana Bloomberg, seorang penduduk asli kota Boston yang merupakan putra seorang akuntan dan sekretaris dalam mengumpulkan kekayaannya? Wall Street seperti yang kita kenal sekarang tidak akan ada tanpa inovasi bukan?
Setelah mendapatkan gelar MBA dari Harvard Business School pada tahun 1966, Bloomberg bekerja di perusahaan sekuritas yang saat ini dikenal Salomon Brothers di Wall Street. Bloomberg dengan cepat meraih prestasi di perusahaan itu, di mana para pemimpinnya meyakinkan Bloomberg untuk mengelola unit sistem komputer pemula perusahaan pada tahun 1979.
Baca Juga: Miliarder Michael Bloomberg pertimbangkan masuk bursa capres AS dari Demokrat
Bloomberg bekerja keras untuk jabatan itu dan kemudian tahun 1981 ketika Salomon bergabung dengan perusahaan perdagangan komoditas Phibro Corporation, Bloomberg resign dengan pesangon US$ 10 juta. Bloomberg kemudan menggunakan uang tersebut untuk membangun perusahaan media keuangan.
Ia kemudian mendirikan Innovative Market Systems bersama Charles Zegar, Thomas Secunda, dan Duncan MacMillan pada tahun 1981. "Saya tidak duduk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi di perusahaan lama. Saya tidak kembali dan mengunjungi perusahaan lama dan memandang ke belakang setelah saya berhenti (dari Salomon). Hidup berlanjut,” tulis Bloomberg dalam otobiografinya tahun 2001.
Baca Juga: 9 aturan yang bikin Warren Buffett cetak return hingga jutaan persen (3-habis)
Bloomberg kemudian menggunakan keahlian keuangan dan keahlian teknologi informasi yang ia kembangkan di Salomon untuk membuat terminal Bloomberg pada 1982 yang merupakan sebuah sistem perangkat lunak dengan papan ketik khusus yang digunakan oleh para profesional keuangan untuk memperdagangkan saham secara elektronik dan mengakses data pasar langsung.