kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.918   12,00   0,08%
  • IDX 7.194   53,44   0,75%
  • KOMPAS100 1.105   10,45   0,95%
  • LQ45 877   11,00   1,27%
  • ISSI 221   0,83   0,38%
  • IDX30 448   5,50   1,24%
  • IDXHIDIV20 540   5,09   0,95%
  • IDX80 127   1,35   1,07%
  • IDXV30 134   0,22   0,17%
  • IDXQ30 149   1,57   1,07%

Tantangan di bidang pertahanan menanti Joe Biden


Minggu, 17 Januari 2021 / 19:20 WIB
Tantangan di bidang pertahanan menanti Joe Biden
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden memberi komentar mengenai protes yang terjadi di U.S. Capitol di Washington


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peristiwa global memaksa presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk fokus di sektor pertahanan meskipun mereka enggan melakukannya.

Biden tidak mungkin bisa mengabaikan kondisi ini meskipun sedari awal berjanji akan fokus memerangi virus corona dan mempercepat pemulihan ekonomi AS yang tengah terpukul akibat virus tersebut.

Mengutip Bloomberg, Minggu (17/1), terdapat sejumlah masalah pertahankan yang kemungkinan dihadapi Biden dan Lloyd Austin yakni calon menteri pertahanan AS.

Pertama adalah Korea Utara. Kim Jong Un bisa melakukan ujicoba rudal untuk memaksa perhatian presiden AS baru itu terhadap persenjataan nuklir negara tersebut, sama seperti yang dilakukannya pada masa awal jabatan Donald Trump.

Baca Juga: Ada pelantikan Biden dan RDG BI, begini arah pergerakan IHSG sepekan

Sebagai tanda awal bahwa Kim bertekad mencari perhatian Biden, rezimnya menggelar parade militer pada bulan ini  sebagai bagian dari kongres partai yang menyatakan AS sebagai musuh utama terbesar Korea Utara dan meramalkan bahwa kebijakan bermusuhan dengan Washington akan terus berlanjut.

Sebelumnya Donald Trump telah mencurahkan perhatiannya pda Korea Utara sesuai yang diharapkan Kim. Namun, tidak ada kesepakatan yang tercipta antara keduanya terkait senjata nuklir setelah pimpinan kedua negara bertemu di Korea Selatan.  Keduanya justru sibuk saling lempar ancaman dan tudingan.

Kedua, Iran. Ketegangan antara Washington dan Tehran juga meningkat seiring berakhirnya pemerintahan Trump. Banyak orang telah mengkritik Trump atas perintahnya yang bisa melakukan serangan militer terhadap Iran. 

Sementara Iran berjanji membuat serangan balasan terhadap AS atas terbunuhnya jenderal tinggi Qassem Soleimani tahun lalu.

Biden telah berjanji untuk mengembalikan AS ke perjanjian nuklir multinasional dengan Iran yang ditolak Trump dan kemudian menekan untuk memperluas jangkauannya.

Tetapi itu tidak akan mudah karena Iran telah melanggar batasan dalam perjanjian. Israel juga bertekad untuk mencegah AS kembali ke kesepakatan.

Ketiga, China dan Rusia. Strategi Pertahanan Nasional Trump tahun 2017 mengidentifikasi persaingan kekuatan besar dengan China dan Rusia sebagai tema yang menentukan kebijakan pertahanan Amerika, menggantikan konsentrasi pada terorisme internasional yang menyusul serangan 11 September. Fokus itu tidak mungkin berubah di bawah Biden.

Baca Juga: Kasus Covid-19 melonjak, harga minyak acuan melemah di pekan lalu



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×