Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - CHICAGO. Rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengenakan tarif sebesar 50% terhadap barang-barang asal Brasil diperkirakan akan mendongkrak harga daging sapi yang digunakan dalam hamburger di Amerika, menurut para analis dan pelaku pasar.
Kebijakan ini datang di tengah meningkatnya ketergantungan produsen makanan AS terhadap impor, saat produksi dalam negeri justru menurun.
Proposal tarif tersebut menjadi pukulan baru bagi perusahaan daging AS, yang juga tengah menghadapi pasokan ternak yang semakin ketat akibat dihentikannya impor ternak dari Meksiko karena wabah New World screwworm, sejenis parasit pemakan daging yang menyebar dari selatan perbatasan.
“Kalau tarif ini tidak direvisi, maka impor daging sapi Brasil ke AS akan berhenti total,” ujar Bob Chudy, konsultan impor daging sapi untuk perusahaan-perusahaan AS.
Baca Juga: Brasil Ancam Balas Tarif 50% AS, Lula: Jika Mereka Kenakan 50, Kita Juga
“Tidak ada satu pun pon daging yang akan ekonomis dengan tarif setinggi itu.”
Harga daging sapi AS telah mencapai rekor tertinggi tahun ini, dan produksi diperkirakan turun 2% menjadi 26,4 juta pon.
Ini terjadi setelah peternak mengurangi populasi sapi ke level terendah dalam lebih dari tujuh dekade akibat kekeringan berkepanjangan yang merusak padang rumput.
Sebagai respons, produsen makanan AS meningkatkan volume impor. Data pemerintah menunjukkan bahwa impor daging sapi dari Brasil selama lima bulan pertama tahun ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun 2024, mencapai 175.063 metrik ton. Angka ini setara dengan 21% dari total impor daging sapi AS.
Jika tarif 50% berlaku mulai 1 Agustus, maka total beban tarif atas daging sapi Brasil akan mencapai sekitar 76% hingga akhir tahun ini, menurut analis.
“Kondisi ini benar-benar membekukan perdagangan saat ini,” kata Chudy. “Kami di komunitas importir tidak tahu harus berbuat apa.”
Konsumen AS juga kemungkinan akan menghadapi kenaikan harga tajam pada kebutuhan pokok lain seperti kopi dan jus jeruk.
Amerika Serikat adalah mitra dagang terbesar kedua bagi Brasil setelah China.
Baca Juga: Harga Kopi Bisa Tembus Rekor, Gara-Gara Tarif Baru Trump ke Brasil
Kebijakan tarif baru ini menjadi peningkatan signifikan dari tarif 10% yang sudah diumumkan Trump pada April lalu.
Tarif awal tersebut sudah mulai menghambat impor daging sapi dari Brasil sejak Juni, kata para pedagang.
Perusahaan AS mengimpor daging sapi tanpa lemak dari Brasil dan negara lain untuk dicampur dengan daging domestik dalam produksi patty hamburger.
Hingga kini, konsumen masih bersedia membayar mahal untuk daging, tetapi tarif baru ini akan menjadi ujian baru terhadap daya beli mereka.
“Tarif ini kemungkinan besar akan meningkatkan harga daging sapi, makanan pokok bagi banyak orang, tepat setelah Kongres memutuskan untuk memangkas bantuan pangan bagi masyarakat rentan,” kata Thomas Gremillion, Direktur Kebijakan Pangan di Consumer Federation of America.
Tarif ini memaksa para importir membayar lebih mahal untuk daging sapi Brasil, atau mencari pemasok alternatif yang biayanya lebih tinggi, kata Austin Schroeder, analis komoditas di Brugler Marketing & Management.
“Efek akhirnya adalah menaikkan harga,” ujarnya.
Baca Juga: Presiden Brasil Lula Janji Balas Tarif Trump, Tapi Buka Peluang Diplomasi
Importir kemungkinan akan mencari alternatif dari Australia, Argentina, Paraguay, dan Uruguay ketika bea masuk terhadap Brasil diberlakukan.
“Tak akan ada banyak daging sapi Brasil yang masuk ke AS,” kata Altin Kalo, Kepala Ekonom di Steiner Consulting Group.
“Itu realitasnya.”