Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - KYIV. Rusia melancarkan serangan besar-besaran ke Kyiv pada malam hari menggunakan rudal dan pesawat nirawak, menewaskan sedikitnya 12 orang. Ini merupakan serangan terbesar di ibu kota Ukraina sepanjang tahun ini.
Serangan tersebut memicu teguran langka dari Presiden AS Donald Trump yang mengatakan kepada Vladimir Putin: “Vladimir, BERHENTI!”
Dalam keterangannya kepada wartawan di Gedung Putih, Trump menyatakan bahwa pemerintahannya telah memberikan “banyak tekanan” kepada Rusia, dan kembali menegaskan ketidaksenangannya terhadap serangan tersebut.
Ia juga menyebutkan bahwa kemajuan signifikan telah dicapai dalam proses negosiasi damai, dan Kremlin telah memberikan “konsesi yang cukup besar” dengan menunjukkan kesediaan untuk “menghentikan perang, menghentikan perebutan seluruh negara.”
Baca Juga: Kepala Pasukan Perlindungan Nuklir Rusia Tewas Terkena Bom Skuter Listrik di Moskow
“Beberapa hari ke depan akan menjadi sangat penting. Pertemuan sedang berlangsung sekarang,” ujar Trump. “Saya pikir kita akan mencapai kesepakatan... Saya rasa kita sudah sangat dekat.”
Trump juga menambahkan bahwa Washington turut menekan Kyiv. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dalam konferensi pers yang sama, menyampaikan bahwa diskusi lanjutan direncanakan akhir pekan ini dan bahwa AS ingin melihat kemajuan dari kedua belah pihak, Ukraina dan Rusia, untuk menyelesaikan kesepakatan damai.
Setelah pertemuan dengan Trump di Washington, Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, menyatakan bahwa Kyiv sedang berupaya keras mencapai kesepakatan.
“Saat ini ada sesuatu yang sedang dibahas secara serius oleh Ukraina, dan saya pikir bola kini jelas berada di tangan Rusia,” katanya kepada wartawan, Kamis.
Baca Juga: Joe Biden Izinkan Ukraina Gunakan Senjata AS untuk Serang Wilayah Rusia
Serangan di Kyiv tersebut, yang dinilai Trump sebagai tidak perlu dan sangat tidak tepat waktu di tengah upaya perdamaian, juga melukai 90 orang, merusak bangunan, dan memicu kebakaran, menurut pejabat Ukraina. Tim penyelamat masih mengevakuasi korban dari reruntuhan lebih dari 12 jam setelah serangan terjadi.
Serangan ini terjadi pada momen krusial dalam perang Rusia-Ukraina yang dimulai sejak invasi besar-besaran oleh Moskow pada 2022. Baik Kyiv maupun Moskow berusaha menunjukkan kepada Trump bahwa mereka serius mencapai kesepakatan damai dalam waktu singkat.
“Saya tidak senang dengan serangan Rusia di KYIV. Tidak perlu, dan waktunya sangat buruk. Vladimir, BERHENTI! Lima ribu tentara tewas tiap minggu. Mari selesaikan Perjanjian Damai!” tulis Trump di platform Truth Social, secara langsung menyampaikan pesan kepada Presiden Rusia.
Gedung Putih menyampaikan bahwa AS dapat menghentikan upaya perdamaian jika tidak ada kemajuan berarti dalam waktu dekat. Trump bahkan mengecam Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Rabu, setelah Zelensky menyatakan bahwa Kyiv tidak akan mengakui pendudukan Rusia atas Krimea.
Pernyataan Trump terhadap Putin terdengar jauh lebih lunak dibandingkan ucapannya terhadap Zelensky, yang pernah disebutnya sebagai “diktator.” Seorang pejabat AS menyatakan bahwa utusan khusus Trump dijadwalkan bertemu Putin pada Jumat untuk melanjutkan pembicaraan.
Baca Juga: Pasukan Korut yang Bergabung dengan Rusia Jumlahnya Signifikan, Kyiv Teriakkan Alarm!
Rubio membatalkan kehadirannya dalam pertemuan antara pejabat AS, Ukraina, dan Eropa di London pada Rabu karena ketegangan atas pernyataan Zelensky tentang Krimea. Trump menyatakan pada Kamis bahwa akan sangat sulit bagi Ukraina untuk merebut kembali wilayah tersebut.
Meski demikian, pembicaraan di London tetap berlangsung dalam format yang lebih terbatas. Zelensky menyebutkan bahwa usulan yang dihasilkan dari pertemuan tersebut kini berada di tangan Trump.
Ia mempersingkat kunjungannya ke Afrika Selatan usai serangan, dan menyatakan bahwa belum ada tanda-tanda bahwa Washington menekan Rusia secara tegas.
Ketika ditanya apakah ia percaya Putin akan menanggapi seruannya untuk menghentikan serangan rudal, Trump menjawab, “Ya.”
Ponsel Berdering di Bawah Puing-Puing
Tim penyelamat bekerja di 13 lokasi di Kyiv dengan bantuan spesialis pendakian dan anjing pelacak, menurut layanan darurat. Sebanyak 40 kebakaran dilaporkan terjadi.
“Ponsel terdengar berdering dari bawah puing-puing. Pencarian akan terus dilakukan sampai semua korban berhasil ditemukan,” ujar pihak layanan darurat.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan telah melancarkan serangan besar-besaran terhadap kompleks industri militer Ukraina dengan menggunakan senjata presisi tinggi berbasis udara, darat, dan laut, serta pesawat nirawak.
Kepala administrasi militer Kyiv, Tymur Tkachenko, mengonfirmasi bahwa 12 orang tewas.
Baca Juga: Drone Ukraina Serang Pabrik Etanol di Rusia, 2 Orang Terluka
“Ada sirene serangan udara, kami bahkan tidak sempat mengenakan pakaian sebelum keluar dari apartemen. Ledakan terjadi bertubi-tubi, semua jendela, pintu, dan dinding hancur. Suami dan anak saya terlempar ke sisi lain,” kata Viktoria Bakal, warga Kyiv.
Zelensky menyebut dalam pernyataan di platform X bahwa Rusia menggunakan rudal balistik Korea Utara dalam serangan tersebut, mengutip informasi awal.
Sumber militer Ukraina sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa sebuah rudal balistik KN-23 (KN-23A) Korea Utara menghantam gedung tempat tinggal di distrik Sviatoshynskyi, sebelah barat pusat kota Kyiv.
Menurut angkatan udara Ukraina, Rusia meluncurkan 145 pesawat nirawak dan 70 rudal, termasuk 11 rudal balistik, dalam serangan semalam.
Baca Juga: Alasan Biden Izinkan Ukraina Gunakan Rudal AS Serang Wilayah Rusia
Sebanyak 112 target berhasil ditembak jatuh. Menteri Dalam Negeri Ukraina, Ihor Klymenko, menyebutkan bahwa selain Kyiv dan wilayah sekitarnya, tujuh wilayah lain juga menjadi sasaran serangan “massal.”
Kerusakan juga dilaporkan terjadi di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, wilayah Zhytomyr di sebelah barat Kyiv, serta kota industri Pavlohrad di wilayah Dnipropetrovsk.
Di Washington, Menteri Keuangan Ukraina, Serhii Marchenko, menyatakan kepada Reuters bahwa Ukraina dan AS telah membuat kemajuan dalam perjanjian kerja sama mineral penting, namun menambahkan bahwa perjanjian tersebut “pasti tidak” akan selesai dalam pekan ini.