Sumber: Kompas.com | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - China menembak jatuh sebuah peluru kendali ( rudal) atau misil di perbatasan Korea Utara ( Korut) pada awal pekan ini.
Penembakan itu merupakan salah satu sesi latihan militer di Teluk Bohai, perairan yang membatasi negeri "Tirai Bambu" itu dengan tetangganya Korut.
Media China, South China Morning Post melaporkan pada Kamis (7/9/2017), latihan militer itu merupakan bahasa peringatan yang disampaikan China ke Korut hanya beberapa hari setelah Korut menggelar uji coba senjata nuklir yang keenam, Minggu (3/9/2017).
Misil yang “menyerang” itu dilaporkan langsung jatuh ditembak pada percobaan pertama oleh pasukan rudal Tentara Pembebasan China (PLA).
Rupanya latihan ini sendiri bukanlah yang pertama kalinya. Ini merupakan yang ketiga kalinya latihan menembak misil musuh digelar di lokasi yang sama sejak Juli lalu.
Latihan pertama yang berdurasi tiga hari digelar dalam rangka memperingati ulang tahun ke-90 PLA.
Sedangkan latihan kedua digelar seminggu setelah Pyongyang menembakan rudal balistik antar benua tanggal 28 Juli lalu.
Pengamat militer Li Jie mengatakan bahwa reaksi cepat dari Beijing merupakan indikasi bahwa China tidak menyukai aksi provokatif yang terus menerus dilakukan oleh rejim Kim Jong Un.
“Ini menunjukan China siap dan berkemampuan untuk menghentikan negara manapun yang mengancam stabilitas kawasan Asia Timur,” lanjut Li.
Dia juga menyatakan, latihan militer ini juga dapat berupa pesan peringatan kepada Amerika Serikat (AS) yang telah berkali-kali membuka kemungkinan melakukan invasi militer ke Korut.
“Untuk sekarang AS terlihat lebih menahan diri. Namun Donald Trump adalah presiden yang tidak dapat diprediksi, dia dapat mengejutkan kapanpun.”
Li melanjutkan, China perlu melakukan latihan militer secara rutin untuk meningkatkan kemampuan militernya di tengah situasi yang sedang tidak stabil.
Teluk Bohai sendiri selain berdekatan dengan Korut, juga berdekatan dengan ibu kota Beijing, yang menjadikan perairan ini sebagai kawasan strategis.