kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   -14.000   -0,83%
  • USD/IDR 16.467   -87,00   -0,53%
  • IDX 6.535   -62,78   -0,95%
  • KOMPAS100 934   -14,99   -1,58%
  • LQ45 732   -8,09   -1,09%
  • ISSI 204   -1,92   -0,93%
  • IDX30 381   -4,30   -1,12%
  • IDXHIDIV20 458   -3,34   -0,72%
  • IDX80 106   -1,62   -1,50%
  • IDXV30 110   -2,36   -2,10%
  • IDXQ30 125   -1,06   -0,84%

Tepat 73 tahun yang lalu, Inggris hadiahkan kemerdekaan pada India


Sabtu, 15 Agustus 2020 / 09:30 WIB
Tepat 73 tahun yang lalu, Inggris hadiahkan kemerdekaan pada India


Sumber: History | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Tanggal 15 Agustus 1947, UU Kemerdekaan India, yang meresmikan kemerdekaa India dan Pakistan dari bekas Kekaisaran Mogul mulai berlaku.

Pengesahan UU tersebut sekaligus mengakhiri 200 tahun Pemerintahan Inggris. Sampai saat ini, kemerdekaan India dan Pakistan dianggap sebagai hadiah dari Inggris.

Bahkan, pemimpin India saat itu, Mahatma Gandhi, menilai itu adalah tindakan paling mulia yang pernah bangsa Inggris lakukan.

Meskipun akhirnya telah mendapatkan kemerdekaan dan berhak menentukan nasibnya masing-masing, nyatanya konflik antara dua negara Asia Selatan tersebut masih terus belanjut.

Perselisihan berlatar agama antara Hindu dan Islam selama bertahun-tahun telah menunda pemberian "hadiah" kemerdekaan dari Inggris setelah Perang Dunia II usai.

Baca Juga: India stop impor 101 jenis senjata dan peralatan militer, ada apa?

Beberapa hari setelah kemerdekaan diumumkan, bentrokan besar pecah di Provinsi Punjab yang terbagi ke dalam komunitas masyarakat Hindu India dan Islam Pakistan. Ratusan orang tewas dalam bentrokan tersebut.

Melansir History.com, gerakan kemerdekaan India pertama kali mendapatkan momentumnya pada awal abad ke-20. Setelah Perang Dunia I usai, Gandhi mulai mengorganisir kampanye perlawanan pertamanya atas Pemerintahan Inggris yang masih menduduki India.

Baru pada 1930-an, Pemerintah Inggris memberikan beberapa kelonggaran kepada kelompok nasionalis India untuk menyampaikan keinginannya terhadap Inggris. Ini mulai menumbuhkan hubungan yang cukup baik antara India dan Inggris.

Sayangnya, sejak Perang Dunia II pecah, ketidakpuasan terhadap Pemerintah Inggris mulai muncul di masyarakat. Pertentangan mulai muncul sehingga membuat Inggris khawatir India akan mulai mendekati negara lain untuk melawan mereka.

Baca Juga: Mengenal B-29 Superfortress, pesawat bomber yang meratakan Nagasaki 75 tahun lalu

Gandhi dan toko nasionalis lainnya menolak janji Inggris tentang pemerintahan mandiri yang akan diberikan setelah perang. Tokoh perdamaian dunia ini mulai mengorganisir kampanye non-kekerasan dengan slogan "Quit India" demi mempercepat kepergian Inggris dari tanah mereka.

Aksi damai Gandhi ini justru ditanggapi otoritas kolonial Inggris dengan memenjarakan Gandhi dan ratusan pengikutnya. 

Tidak lama setelah itu, demonstrasi anti-Inggris besar-besaran mulai terjadi di berbagai wilayah di India. Bahkan pada 1947, Kongres Nasional India enggan menerima pembentukan Pakistan oleh Inggris.

Pada 15 Agustus 1947, UU Kemerdekaan India akhirnya mulai berlaku. Pemberlakuan UU ini sekaligus menandai kemerdekaan India dari kolonialisme Inggris selama 2 abad.

Sayangnya, jalan damai yang diupayakan Gandhi terasa sia-sia karena India dan Pakistan terus berkonflik, bahkan sampai saat ini. Gandhi sendiri harus kehilangan nyawanya setelah dibunuh oleh seorang pemeluk agama Hindu fanatik yang tidak sejalan dengan paham damainya.

Baca Juga: Kacau! Perundingan perbatasan China-India buntu, PM Modi dituntut bersikap kera


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×