kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Terbitkan kolom kontroversi, editor opini New York Times mengundurkan diri


Senin, 08 Juni 2020 / 07:52 WIB
Terbitkan kolom kontroversi, editor opini New York Times mengundurkan diri
ILUSTRASI. Seorang perempuan memakai topeng saat protes 'Black Lives Matter' menyusul kematian George Floyd, di Centenary Square, Birmingham, Inggris, Kamis (4/6/2020). REUTERS/Jason Cairnduff


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Seorang Editor yang mengurusi halaman editorial New York Times dan bertanggung jawab untuk menerbitkan kolom editorial yang menganjurkan penggunaan militer untuk meredam aksi protes atas ketidaksetaraan rasial di Amerika mengundurkan diri dari posisinya pada hari Minggu. Hal itu diumumkan langsung oleh surat kabar itu.

Melansir Reuters, Presiden AS Donald Trump mengkritik keras koran tersebut dalam sebuah Tweet setelah pengumuman, dan mengatakan bahwa "The New York Times adalah Berita Palsu!!!"

Informasi saja, harian New York Times mendapat kecaman setelah menerbitkan tajuk rencana pada 3 Juni dari Senator AS Tom Cotton, seorang Republikan dari Arkansas, berjudul "Kirim Pasukan." Cotton menulis bahwa "unjuk kekuatan luar biasa" akan memulihkan ketertiban setelah aksi protes menyebar ke seluruh negeri, beberapa di antaranya berubah menjadi kekerasan.

Baca Juga: Pejabat AS: Pertemuan kontroversial, Trump mau kerahkan 10.000 tentara di Washington

Aksi unjuk rasa untuk keadilan rasial pertama kali meletus 13 hari yang lalu setelah sebuah rekaman video menunjukkan George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata berusia 46 tahun dalam borgol, terbaring telungkup di jalan Minneapolis pada 25 Mei ketika seorang polisi kulit putih berlutut di lehernya selama hampir sembilan menit.

"Sudah lewat masa untuk mendukung penegakan hukum setempat dengan otoritas federal," tulis Cotton.

Baca Juga: Dari kota kecil hingga kota besar, aksi demonstrasi terjadi di seluruh Amerika



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×