Reporter: Cipta Wahyana, BBC | Editor: Cipta Wahyana
ROMA. Italia memang telah memiliki Mario Monti sebagai Perdana Menteri baru. Namun, tampaknya, kehadiran ekonom senior dan mantan anggota Komisioner Uni Eropa ini, belum mampu memulihkan kepercayaan pasar terhadap Italia. Buktinya, Senin (14/11), Italia harus melepas obligasi barunya dengan bunga supermahal.
Hari itu, Italia menerbitkan surat utang baru senilai 3 miliar euro (sekitar US$ 4,2 miliar). Agar memikat investor, Italia harus memberikan bunga sangat tinggi untuk obligasi ini, yakni 6,29% per tahun. Asal tahu saja, bunga sebesar 6,29% merupakan rekor bunga obligasi tertinggi Italia sejak tahun 1997.
Namun, Pemerintah Italia memang tak bisa berbuat banyak. Bunga yang supertinggi ini menunjukkan bahwa investor belum terlalu yakin terhadap prospek penyelesaian krisis utang Italia. Minggu lalu, sebelum Perdana Menteri Silvio Berlusconi mundur, tingkat imbal hasil (yield) obligasi Italia yang telah beredar di pasar sempat terbang hingga level 7%.
Masalahnya, seperti lingkaran setan, yield surat utang yang terus meningkat bisa menimbulkan masalah baru bagi Negeri Pizza itu. Sebab, Italia memiliki utang obligasi sekitar 200 miliar euro yang akan jatuh tempo pada bulan April mendatang.
Melunasi semua utang itu jelas tidak mungkin. Pilihan yang tersisa adalah menerbitkan utang baru untuk membayar utang lama (refinancing). Tapi, jika investor tetap menuntut bunga atau yield yang tinggi, beban bunga obligasi Italia akan semakin menggunung.