Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Pada Kamis (30/4), Jerman sepenuhnya melarang gerakan Hizbullah untuk melakukan kegiatan di wilayah mereka. Seperti Uni Eropa, Jerman sebelumnya hanya melarang sayap militer Hizbullah sambil mentolerir sayap politiknya.
Tapi, dalam suatu pergeseran yang segera mendapat sambutan dari Amerika Serikat (AS) dan Israel, Kementerian Dalam Negeri Jerman menyatakan, sekarang negaranya mencap seluruh gerakan Hizbullah sebagai "organisasi teroris Syiah".
"Hizbullah adalah organisasi teroris yang dianggap bertanggungjawab atas berbagai serangan dan penculikan di seluruh dunia," tegas Seehofer.
Baca Juga: Krisis ekonomi akut menghadang pemerintah Lebanon
"Bahkan di masa krisis (pandemi virus corona), penegakan hukum ditegakkan," tulis Kementerian Dalam Negeri dalam akun Twitter-nya. "Razia sedang terjadi di beberapa tempat (terkait Hizbullah) di seluruh negeri".
Melansir Channelnewsasia.com, Duta Besar AS untuk Jerman Richard Grenell menyambut baik perubahan sikap Jerman dan menyerukan, "Semua negara anggota Uni Eropa untuk mengambil tindakan serupa".
Di Yerusalem, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz memuji keputusan Jerman dengan menyebutnya, "Langkah penting dalam perang global melawan terorisme". Dia juga mendesak Uni Eropa untuk melakukan hal yang sama.