Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BERLIN. Puluhan polisi dan pasukan khusus Jerman menggeledah masjid dan tempat-tempat yang terkait dengan Hizbullah di Bremen, Berlin, Dortmund, dan Muenster pada Kamis (30/4) dini hari, media Jerman melaporkan.
Masjid Al-Irshad di Berlin ditutup dengan setidaknya 16 mobil polisi terparkir di luar, menurut seorang fotografer AFP seperti dikutip Channelnewsasia.com. Polisi bertopeng terlihat berjalan masuk dan keluar dari masjid.
Meskipun Hizbullah tidak memiliki kehadiran resmi di Jerman, pasukan keamanan memperkirakan, kelompok yang mendapat dukungan Iran itu punya sekitar seribu anggota di negeri panzer.
Baca Juga: Situasi memanas, Lebanon di ambang kekacauan
Pihak berwenang menganggap Hizbullah menggunakan Jerman sebagai tempat yang aman untuk membuat rencana, merekrut simpatisan, dan mengumpulkan dana, termasuk melalui kegiatan kriminal.
"Kegiatan kejahatan dan rencana serangan kelompok itu juga terjadi di tanah Jerman," kata Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer kepada harian Jerman Bild, Kamis (30/4) seperti dilansir Channelnewsasia.com.
Dia mengatakan, Hizbullah secara terbuka menyerukan "penghancuran dengan kekerasan" atas Israel.
Baca Juga: Sasar Iran, Israel lancarkan serangan udara ke Suriah untuk kali kedua dalam seminggu
"Itu adalah bagian dari tanggungjawab historis kami, bahwa kami menggunakan segala cara di bawah supremasi hukum untuk bertindak melawan ini," katanya merujuk tanggungjawab Jerman atas Holocaust selama Perang Dunia II.
Pada Kamis (30/4), Jerman sepenuhnya melarang gerakan Hizbullah untuk melakukan kegiatan di wilayah mereka. Seperti Uni Eropa, Jerman sebelumnya hanya melarang sayap militer Hizbullah sambil mentolerir sayap politiknya.
Tapi, dalam suatu pergeseran yang segera mendapat sambutan dari Amerika Serikat (AS) dan Israel, Kementerian Dalam Negeri Jerman menyatakan, sekarang negaranya mencap seluruh gerakan Hizbullah sebagai "organisasi teroris Syiah".
"Hizbullah adalah organisasi teroris yang dianggap bertanggungjawab atas berbagai serangan dan penculikan di seluruh dunia," tegas Seehofer.
Baca Juga: Krisis ekonomi akut menghadang pemerintah Lebanon
"Bahkan di masa krisis (pandemi virus corona), penegakan hukum ditegakkan," tulis Kementerian Dalam Negeri dalam akun Twitter-nya. "Razia sedang terjadi di beberapa tempat (terkait Hizbullah) di seluruh negeri".
Melansir Channelnewsasia.com, Duta Besar AS untuk Jerman Richard Grenell menyambut baik perubahan sikap Jerman dan menyerukan, "Semua negara anggota Uni Eropa untuk mengambil tindakan serupa".
Di Yerusalem, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz memuji keputusan Jerman dengan menyebutnya, "Langkah penting dalam perang global melawan terorisme". Dia juga mendesak Uni Eropa untuk melakukan hal yang sama.