Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON. Boris Johnson, pemimpin baru Inggris yang telah berjanji untuk memimpin Inggris keluar dari Uni Eropa dengan atau tanpa kesepakatan dengan Halloween, akan menggantikan Theresa May sebagai perdana menteri setelah memenangkan kepemimpinan Partai Konservatif pada hari Selasa.
Mengutip Reuters, Selasa (23/7), kemenangannya melambungkan Inggris menuju pertikaian Brexit dengan Uni Eropa dan menuju krisis konstitusional di dalam negeri, ketika anggota parlemen Inggris telah bersumpah untuk menjatuhkan pemerintah yang berusaha meninggalkan blok itu tanpa kesepakatan perceraian.
Baca Juga: Boris Johnson terpilih jadi Perdana Menteri Inggris
May akan meninggalkan kantor pada hari Rabu setelah pergi ke Istana Buckingham untuk menemui Ratu Elizabeth, yang akan secara resmi menunjuk Johnson sebelum ia memasuki Downing Street.
“Kami akan menyelesaikan Brexit pada 31 Oktober, dan kami akan mengambil keuntungan dari semua peluang yang akan membawa semangat baru 'dapat melakukan',” ujar Johnson usai terpilih jadi pemimpin Partai Konservatif dan akan menjadi Perdana Menteri Inggris.
Baca Juga: Kans Boris Johnson terpilih jadi Perdana Menteri Inggris kian tak terbendung
"Seperti raksasa yang tertidur, kita akan bangkit dan menyingkirkan tali keraguan diri dan negatifitas," terangnya.
Johnson mengatakan mantra kampanye kepemimpinannya adalah membebaskan Brexit, menyatukan negara dan mengalahkan (pemimpin oposisi Partai Buruh) Jeremy Corbyn - dan itulah yang akan dilakukannya.
Baca Juga: Alan Duncan mengundurkan diri sebelum Johnson jadi Perdana Menteri Inggris
Setengah jam usai pengumuman kemenangannya, Presiden AS Donald Trump telah mengirim tweet ucapan selamatnya dan menuliskan: "Dia akan hebat!".
Kemenangan komprehensif untuk salah satu politisi Inggris yang paling flamboyan menempatkan pendukung Brexit yang bertanggung jawab atas pemerintah untuk pertama kalinya sejak Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa dalam referendum mengejutkan 2016.