Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID -Â LONDON. Seorang Menteri Kantor Luar Negeri Inggris Alan Duncan menyatakan berhenti dan mengundurkan diri pada hari Senin, (22/7), menjadi pejabat terakhir yang mengundurkan diri sebelum Inggris dipimpin Perdana Menteri baru yang diprediksi kuat akan dijabat Boris Johnson.
Dimana selama ini, Johnson menyatakan siap membawa Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan. Mengutip Reuters, pengunduran diri Alan Duncan, Menteri Kantor Luar Negeri Junior Inggris selama ini dikenal seorang pengkritik Johnson.
Baca Juga: Peluang Boris Johnson menjadi Perdana Menteri Inggris menguat​
Langkah pengunduran dirinya ini menyusul pengunduran diri Margot James minggu lalu, seorang menteri budaya ketika dia menggambarkan janji Johnson yang akan mati-matian meninggalkan Uni Eropa pada 31 Oktober dengan atau tanpa kesepakatan sebagai tindakan "cukup luar biasa" untuk melawan organisasi bisnis.
Pada hari Minggu, Menteri Keuangan Philip Hammond juga mengatakan, ia akan mengundurkan diri daripada dipecat oleh Johnson dan berjanji untuk bertarung dengan orang lain di parlemen untuk menghentikan Brexit yang tidak ada kesepakatan.
Baca Juga: Penguatan rupiah masih akan terhambat faktor global hingga akhir tahun
Terkait pengunduran diri Duncan tersebut, seorang juru bicara Kantor Kementerian Luar Negeri mengkonfirmasi bahwa Duncan telah mengundurkan diri.
Sejumlah jajak pendapat mengunggulkan Johnson akan menjadi Perdana Menteri Inggris pada hari Rabu pekan ini dan Inggris akan segera menghadapi teka-teki negosiasi Brexit Inggris.
Baca Juga: Boris Johnson dan Jeremy Hunt Bertarung Jadi Pemimpin Baru Inggris
Johnson, seorang mantan Walikota London, mengatakan, ia akan meningkatkan persiapan untuk keluar tanpa kesepakatan agar dapat memaksa negosiator Uni Eropa membuat perubahan pada perjanjian yang disegel Perdana Menteri Theresa May dan anggota Parlemen Inggris telah memberikan suara tiga kali.
Sementara, sikap oposisi di Parlemen Inggris untuk keluar UE tanpa kesepakatan tengah tumbuh dan UE menolak mengalah pada perjanjian penarikan.