Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Tertekan oleh penurunan perjalanan komersial yang berkepanjangan dan pukulan dari 737 MAX, Boeing telah mengumumkan PHK tambahan yang akan menurunkan jumlah karyawan sebanyak 30.000 posisi selama dua tahun.
Produsen pesawat yang telah berada dalam mode pengetatan sabuk sepanjang tahun 2020 setelah virus corona sert krisis akibat kasus 737 MAX, Boeing berencana untuk memangkas sekitar 7.000 pekerjaan lagi hingga akhir 2021. Pengumuman terbaru akan menyusutkan jumlah karyawan menjadi 130.000 dari 160.000 pada Januari tahun ini, penurunan hampir 19 persen dalam waktu kurang dari dua tahun.
“Pandemi global terus menambah tekanan pada bisnis kami pada kuartal ini, dan kami menyelaraskan diri dengan realitas baru ini dengan mengelola likuiditas kami secara cermat dan mengubah perusahaan kami menjadi lebih tajam, lebih tangguh, dan lebih berkelanjutan untuk jangka panjang,” kata Kepala Eksekutif Dave Calhoun.
Penurunan tajam dalam perjalanan pesawat komersial telah mendorong maskapai penerbangan untuk membatalkan pesanan pesawat atau menunda pengiriman, sehingga mengganggu pendapatan Boeing.
Baca Juga: Hadapi China, Taiwan akan segera memiliki sejumlah senjata canggih ini dari AS
Selain itu, keuangan perusahaan telah berada di bawah tekanan karena Boeing 737 MAX dilarang terbang sejak Maret 2019, yang mendekati persetujuan peraturan untuk melanjutkan layanan setelah proses pengawasan yang panjang dengan otoritas perjalanan udara.
Pada kuartal ketiga, Boeing melaporkan kerugian US$ 449 juta, dibandingkan dengan keuntungan US$ 1,2 miliar pada periode tahun lalu karena pendapatan turun 29,2 persen menjadi US$ 14,1 miliar.
Calhoun telah menekankan bahwa meskipun Boeing menghadapi lingkungan jangka menengah yang sulit, mereka mengharapkan permintaan maskapai pada akhirnya kembali dan bahwa perusahaan tersebut memiliki posisi yang baik dalam bisnis pertahanan dan luar angkasa, yang lebih mantap daripada perjalanan komersial.