kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.290.000   -15.000   -0,65%
  • USD/IDR 16.653   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.164   -20,19   -0,25%
  • KOMPAS100 1.136   -7,73   -0,68%
  • LQ45 832   -5,41   -0,65%
  • ISSI 282   -1,61   -0,57%
  • IDX30 437   -3,69   -0,84%
  • IDXHIDIV20 503   -5,62   -1,10%
  • IDX80 128   -0,88   -0,68%
  • IDXV30 136   -1,98   -1,44%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Thailand Akan Negosiasi dengan AS Soal Aturan Dagang, Targetnya Rampung Akhir 2025


Kamis, 09 Oktober 2025 / 15:08 WIB
Thailand Akan Negosiasi dengan AS Soal Aturan Dagang, Targetnya Rampung Akhir 2025
ILUSTRASI. Thailand sedang merundingkan aturan perdagangan dengan Amerika Serikat yang mencakup aturan asal barang dan kandungan nilai regional.


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Thailand sedang merundingkan aturan perdagangan dengan Amerika Serikat yang mencakup aturan asal barang dan kandungan nilai regional. 

Menteri Perdagangan Thailand Suphajee Suthumpun dan berharap dapat menyelesaikan perundingan pada akhir tahun ini.

Mengutip Reuters, Kamis (9/10/2025), negosiasi dengan Eropa mengenai perjanjian perdagangan bebas juga diharapkan selesai pada akhir tahun atau awal 2026, ujarnya dalam sebuah forum bisnis.

Baca Juga: Bank Sentral Thailand Menahan Suku Bunga, Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Thailand yang lesu berjuang menghadapi tarif AS, tingkat utang rumah tangga yang memberatkan, dan mata uang yang bernilai tinggi yang membebani ekspor.

Suphajee mengatakan nilai baht telah terdongkrak oleh penurunan suku bunga The Fed serta arus masuk modal.

"Suku bunga AS telah menurun (menyebabkan) aliran modal ke Thailand, dengan baht yang kuat memukul eksportir," ujarnya.

Baca Juga: Inflasi Thailand Negatif Selama Enam Bulan Berturut-turut

Ada juga beberapa aspek yang mempengaruhi mata uang tersebut.

"Mungkin ada faktor-faktor lain juga, yang membuat (baht) lebih kuat daripada negara-negara tetangga, yang mengurangi daya saing Thailand."

Ia juga memperingatkan bahwa Thailand membutuhkan dorongan permintaan, dengan mengatakan bahwa setelah enam bulan berturut-turut mengalami inflasi negatif, perekonomian menghadapi risiko deflasi.


Tag


TERBARU

[X]
×