Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Badan Perencanaan mengatakan, pertumbuhan ekonomi akan lebih kuat di semester kedua setelah stimulus. Menteri Keuangan Thailand Uttama Savanayana mengatakan, Thailand merencanakan paket stimulus US$ 10 miliar untuk menyokong pertumbuhan ekonomi setidaknya 3% tahun ini dan 3,5% tahun depan.
Tapi, selama ini ekonomi Thailand bergantung cukup besar pada permintaan eksternal. "Sehingga kebijakan dan langkah pelonggaran sulit untuk berdampak signifikan pada ekonomi yang melambat," kata Kobsidthi Silpachai, head of capital markets research Kasikornbank kepada Reuters.
Baca Juga: Gara-Gara Kualitas Pendidikan yang Rendah, Biaya Investasi di Indonesia Menjadi Mahal
Laju pertumbuhan periode April-Juni dipengaruhi oleh kenaikan tipis pariwisata dan konsumsi domestik di tengah belanja konsumen yang tertekan utang rumah tangga.
Konsumsi swasta naik 4,4% secara tahunan dan investasi swasta naik 2,2%. Sementara konsumsi pemerintah naik 1,1% akibat keterlambatan pembentukan pemerintahan setelah pemilihan umum Maret lalu.
Baca Juga: Thailand melarang impor babi dari Myanmar karena demam babi Afrika
Pertumbuhan tahunan jumlah turis asing melambat ke 1,1% pada akhir Juni dari periode sebelumnya 1,8%.
Dengan meningkatnya risiko terhadap pertumbuhan, inflasi yang lambat, dan kurs baht yang menguat, sebagian besar ekonom memperkirakan bank sentral akan memangkas suku bunga acuan pada akhir tahun setelah kejutan penurunan 7 Agustus lalu. Pertemuan bank sentral selanjutnya adalah pada 25 September.