Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID -Â WASHINGTON. Bank sentral AS, The Federal Reserve, pada hari Rabu (30/10) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan untuk ketiga kalinya tahun ini. Kebijakan ini diambil untuk membantu mempertahankan pertumbuhan AS meskipun terjadi perlambatan di bagian dunia lain. Akan tetapi, melansir Reuters, The Fed mengisyaratkan tidak akan ada pemotongan suku bunga lebih lanjut kecuali jika ekonomi Negeri Paman Sam itu memburuk.
"Kami meyakini bahwa kebijakan moneter ada di tempat yang baik," kata Ketua Fed Jerome Powell dalam konferensi pers setelah bank sentral AS mengumumkan keputusannya untuk memotong suku bunga pinjaman semalam sebesar seperempat persentase poin ke kisaran target antara 1,50% dan 1,75%.
Baca Juga: The Fed memangkas suku bunga yang mungkin terakhir di tahun ini
"Kami mengambil langkah ini untuk membantu menjaga ekonomi AS agar tetap kuat dalam menghadapi perkembangan global dan menyediakan beberapa asuransi terhadap risiko yang sedang berlangsung," katanya. "Kami melihat sikap kebijakan moneter saat ini sepertinya akan tetap sesuai selama informasi yang masuk tentang ekonomi tetap secara luas konsisten dengan prospek kami."
Pernyataan Powell berbenturan dengan tuntutan Presiden AS Donald Trump agar The Fed memangkas suku bunga lebih dalam lagi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang menyurut ke tingkat tahunan 1,9% pada kuartal ketiga, jauh di bawah level 3% yang dijamin Trump akan mengalir dari putaran pemotongan pajak dan lainnya dan kebijakan lain yang dilakukan sejakdua tahun lalu.
Baca Juga: Prediksi Kurs Rupiah: Berharap Pada Hasil FOMC Meeting
Kendati demikian, sikap baru The Fed juga tampaknya mendukung daya tahan dari ekspansi ekonomi AS yang sekarang merupakan rekor terpanjang dalam sejarah.
Dalam konferensi persnya, Powell menandai daftar alasan mengapa dirinya menilai perekonomian AS berjalan baik, dan kemungkinan akan terus seperti itu di bawah kebijakan moneter saat ini. Sebut saja data belanja konsumen yang kuat, penguatan penjualan rumah, dan harga aset. Kesemua hal itu dia anggap sehat, meski tidak sampai pada tingkat berlebihan.
Terkait perang dagang AS dengan China, Powell mengatakan saat ini prosesnya "selangkah lebih dekat" dengan resolusi. Selain itu, tampaknya Inggris tidak akan mengalami hard Brexit dari Uni Eropa.
Baca Juga: Wall Street menguat setelah The Fed menggunting suku bunga acuan
Powell juga menjelaskan, prospek ekonomi AS akan terus menunjukkan pertumbuhan "moderat", pasar tenaga kerja terbilang kuat dan tingkat inflasi naik menuju level tahunan 2% yang menjadi target The Fed. "Hanya penilaian ulang material dari pandangan itu yang dapat mendorong bank sentral untuk memotong suku bunga lebih jauh dari level ini," ujarnya.