kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.946.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.408   -124,00   -0,75%
  • IDX 7.513   -24,87   -0,33%
  • KOMPAS100 1.057   -2,44   -0,23%
  • LQ45 792   -4,39   -0,55%
  • ISSI 255   -0,97   -0,38%
  • IDX30 413   0,98   0,24%
  • IDXHIDIV20 469   1,26   0,27%
  • IDX80 119   -0,45   -0,38%
  • IDXV30 122   0,28   0,23%
  • IDXQ30 131   0,47   0,36%

The Fed tunda kenaikan suku bunga


Jumat, 12 Februari 2016 / 10:20 WIB
The Fed tunda kenaikan suku bunga


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan

WASHINGTON. Gubernur The Federal Reserve Janet Yellen mengisyaratkan akan menunda rencana kenaikan suku bunga. Ini bukan berarti Bank Sentral AS mengabaikan kebutuhan untuk menaikkan suku bunga. Hanya saja, Yellen menilai, saat ini The Fed masih harus merespon gejolak pasar keuangan.

Dalam laporan ekonomi semi tahunan The Fed kepada Kongres AS, Yellen mengungkapkan, turbulensi ekonomi memperketat kondisi keuangan. Akibatnya, harga saham melemah dan mengerek mata uang dollar AS. Tak hanya itu, biaya pinjaman juga kian meningkat. "Perkembangan ini dapat membebani prospek kegiatan ekonomi dan pasar tenaga kerja," ujar dia seperti dikutip Bloomberg.

Yellen sejatinya sepakat era bunga nol persen memang harus segera diakhiri. Namun, dia menilai, langkah untuk mengurangi pun harus hati-hati. Kebijakan menaikkan suku bunga AS yang terjadi medio Desember tahun lalu disinyalir membuat biaya pinjaman mendaki tinggi untuk pertama kalinya sejak tahun 2006.

Akibatnya, pasar keuangan diguncang oleh serentetan persoalan, seperti depresiasi mata uang China. Tak hanya itu, harga minyak juga terus tertekan. Tak heran, investor makin khawatir akan prospek ekonomi dunia.

Yellen juga berpendapat bahwa belum ada urgensi bagi The Fed untuk segera menaikkan suku bunga. Apalagi jika sekedar dari alasan pertumbuhan ekonomi negatif di Amerika Serikat dan global. "Indikator ekonomi baru-baru ini tidak menunjukkan penurunan tajam," kata dia.

Yellen meramalkan, ekonomi AS akan bangkit kembali pada kuartal I tahun ini, setelah melambat tiga bulan terakhir di tahun lalu. Ia malah berharap, keuntungan dari upah pekerja dapat mempercepat pertumbuhan sektor tenaga kerja.

Saat ini, tingkat pengangguran di AS jatuh ke level terendah dalam delapan tahun terakhir. Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan tingkat pengangguran AS ada di level 4,9%.

Tren bunga tetap naik

Menurut Kathy Bostjancic, ekonom Oxford Economics USA, Yellen sejatinya sudah tahu risiko jika harus kembali menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Meski Yellen ingin mempertahankan suku bunga, petinggi The Fed tersebut memastikan, tren kebijakan suku bunga AS selanjutnya adalah naik, bukan turun. "Saya tidak berharap, pertemuan Komite Federal Pasar Terbuka (FOMC) perlu memangkas suku bunga dalam waktu dekat ini," kata Yellen.

Yellen menegaskan bahwa niat The Fed adalah menaikkan suku bunga secara bertahap. Dengan begitu, memungkinkan perekonomian untuk terus berkembang secara moderat dan pemulihan pasar tenaga kerja lebih cepat.

"Saya pikir, pesan yang Yellen coba sampaikan adalah pengetatan akan tertunda, tetapi prospek untuk tumbuh juga tidak akan banyak," tutur Jonathan Wright, mantan ekonom The Federal Reserve yang saat ini menjadi guru besar di Johns Hopkins University Baltimore.

Yellen tidak berkomitmen apakah The Fed akan mengikuti jejak beberapa bank sentral lain yang mendorong tingkat bunga di bawah nol persen jika perekonomian memburuk secara signifikan. "Kami melihat itu sebagai bagian dari perencanaan yang hati-hati, tetapi kami belum menentukan apakah mampu menerapkan suku bunga negatif," ujar dia.         




TERBARU

[X]
×