Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Pimpinan the Federal Reserve Ben S Bernanke berupaya meyakinkan Kongres AS bahwa pihaknya bisa menekan laju inflasi pada saat menggelontorkan stimulus yang nilainya mencapai rekor tertinggi. The Fed juga akan berupaya agar indeks harga konsumen tidak naik seiring percepatan pertumbuhan ekonomi.
"Ini akan memiliki pola yang sama dari episode sebelumnya saat the Fed memangkas suku bunga acuan dan memberikan dukungan untuk pemulihan ekonomi. Pada saat pemulihan ekonomi tercapai, the Fed akan menarik diri," jelas Bernanke di hadapan House Financial Services Committee di Washington, tadi malam (18/7).
Pernyataan tersebut merupakan respon Bernanke terhadap pertanyaan anggota Kongres yang mempertanyakan kemampuannya dalam mengontrol inflasi setelah memangkas suku bunga acuan ke rekor terendah. Di sisi lain, the Fed juga menargetkan untuk mendongkrak neraca perdagangannya ke rekor tertinggi senilai US$ 2,87 triliun.
"Sudah banyak uang yang keluar dan inflasi bisa menjadi masalah yang besar," jelas Stephen Ficher, perwakilan Partai Republik dari Tennessee.
Selain itu, perwakilan Republik dari Texas, Jeb Hensarling juga mempertanyakan mengapa stimulus moneter dan fiskal terbesar di sepanjang sejarah yang disuntikkan ke sistem perekonomian AS gagal untuk mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan pertumbuhan.
Mendengar pernyataan tersebut, Bernanke membantah jika dikatakan tidak ada kemajuan berarti sejak perekonomian AS nyaris kolaps pada 2008 dan 2009 lalu.
"Memang benar jika pemulihan ekonomi AS lebih lambat dari yang diprediksi. Namun, sangat jelas, kami berhasil mengalami kemajuan dalam menekan angka pengangguran dan menciptakan lapangan kerja. Krisis finansial menyebabkan resesi yang sulit dipulihkan," urai Bernanke.
Dalam pidato sebelumnya, Bernanke mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi AS melambat dan tingkat inflasi kemungkinan akan tetap berada di bawah target the Fed yakni 2% setelah harga energi mencatatkan penurunan.