Sumber: Reuters | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada hari Senin (20/1) yang menunda selama 75 hari pemberlakuan larangan TikTok yang dijadwalkan akan ditutup pada tanggal 19 Januari.
Layanan video pendek yang digunakan oleh 170 juta warga Amerika itu sempat dinonaktifkan untuk pengguna di AS pada hari Sabtu (18/1), beberapa jam sebelum undang-undang yang mengatakan bahwa layanan itu harus dijual oleh pemiliknya di China, ByteDance, dengan alasan keamanan nasional mulai berlaku pada hari Minggu.
Pejabat AS mengatakan bahwa di bawah ByteDance, ada risiko data warga Amerika disalahgunakan.
TikTok memulihkan akses pada hari Minggu (19/1) dan berterima kasih kepada Trump karena memberikan jaminan kepada TikTok dan mitra bisnisnya bahwa mereka tidak akan menghadapi denda yang besar untuk tetap menjalankan aplikasi tersebut.
Baca Juga: Vladimir Putin Siap Berdialog dengan Donald Trump Mengenai Perang Ukraina
Aplikasi dan situs web tersebut beroperasi pada hari Senin, tetapi TikTok masih belum tersedia untuk diunduh di toko aplikasi Apple dan Google, yang menunjukkan bahwa kedua perusahaan tersebut sedang menunggu jaminan hukum yang lebih jelas.
Perintah Trump beberapa jam setelah ia dilantik pada hari Senin mengarahkan jaksa agung untuk tidak menegakkan hukum "agar pemerintahan saya berkesempatan menentukan tindakan yang tepat sehubungan dengan TikTok."
Perintah tersebut mengarahkan Departemen Kehakiman untuk mengeluarkan surat kepada perusahaan-perusahaan seperti Apple, Alphabet, Google dan Oracle, yang menyediakan layanan untuk TikTok "menyatakan bahwa tidak ada pelanggaran undang-undang dan tidak ada tanggung jawab atas tindakan apa pun yang terjadi selama periode yang ditentukan di atas."
Perdebatan tentang TikTok muncul pada saat yang menegangkan dalam hubungan AS-Tiongkok.
Trump mengatakan bahwa ia bermaksud untuk mengenakan tarif pada Tiongkok tetapi juga mengindikasikan bahwa ia berharap untuk memiliki lebih banyak kontak langsung dengan pemimpin Tiongkok.
"Terus terang, kami tidak punya pilihan. Kami harus menyelamatkannya," kata Trump pada rapat umum pada hari Minggu menjelang pelantikannya, seraya menambahkan bahwa AS akan mencari usaha patungan untuk memulihkan aplikasi yang digunakan oleh separuh warga Amerika.
Baca Juga: Trump Bakal Bekukan Tindakan Eksekutif Biden dan Perekrutan Pegawai