kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

TikTok gandeng Cambridge University, tapi tetap dilarang banyak negara, ini sebabnya


Rabu, 22 Juli 2020 / 07:50 WIB
TikTok gandeng Cambridge University, tapi tetap dilarang banyak negara, ini sebabnya


Sumber: BBC,Reuters | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - LONDON.  TikTok yang selama ini dianggap “alay” sebagai platform video lip sync dan menari,  kini mulai memperbanyak konten edukasi. Bahkan bekerjasama dengan institusi pendidikan seperti Cambridge University.

Tapi mengapa banyak negara melarang aplikasi ini?  Salah satu negara yang baru saja  melarang TikTok adalah India. Ini pukulan berat, mengingat  pengguna TikTok di India adalah yang terbesar di luar China. 

Pemerintah India khawatir aplikasi tersebut bisa menjadi ancaman keamanan nasional, terkait penyalahgunaan data pengguna. Sebelumnya, TikTok  sempat dilarang di Bangladesh dan Indonesia, meskipun kini larangan tersebut telah dicabut.

Australia, Inggris dan Amerika Serikat (AS) merasakan kekhawatiran serupa terkait TikTok. Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mempertimbangkan pelarangan TikTok.

Mengutip BBC, Selasa (21/7), TikTok akan menderita kerugian besar jika AS memberlakukan pelarangan. Pasalnya, AS merupakan sumber bisnis dan tempat tinggal banyak bintang TikTok. Salah satunya penari Charli D'Amelio yang punya 17 juta pengikut.

Tapi apa pelarangan TikTok semata-mata urusan mata-mata?  TikTok berada di tengah-tengah pusaran perseteruan Amerika Serikat dan China. Padahal TikTok sendiri ada “darah Amerika”. Begini ceritanya. 




TERBARU

[X]
×