kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.086.000   26.000   1,26%
  • USD/IDR 16.495   138,00   0,84%
  • IDX 7.629   -138,24   -1,78%
  • KOMPAS100 1.066   -21,70   -2,00%
  • LQ45 770   -13,67   -1,74%
  • ISSI 264   -3,56   -1,33%
  • IDX30 400   -6,24   -1,54%
  • IDXHIDIV20 467   -6,08   -1,28%
  • IDX80 117   -1,60   -1,34%
  • IDXV30 130   0,27   0,21%
  • IDXQ30 130   -1,70   -1,29%

TikTok gandeng Cambridge University, tapi tetap dilarang banyak negara, ini sebabnya


Rabu, 22 Juli 2020 / 07:50 WIB
TikTok gandeng Cambridge University, tapi tetap dilarang banyak negara, ini sebabnya


Sumber: BBC,Reuters | Editor: Ahmad Febrian

TikTok bermula dari tiga aplikasi berbeda. Yang pertama adalah aplikasi asal AS bernama Musical.ly, yang dirilis pada tahun  2014. 

Pada tahun 2016, raksasa teknologi China Bytedance meluncurkan aplikasi serupa bernama Douyin.  Bytedance kemudian berekspansi secara global dibawah nama TikTok.

Tahun  2018, Bytedance mengakuisisi Muiscal.ly dan melebur aplikasi itu ke dalam operasi TikTok. ByteDance telah berusaha untuk menjauhkan aplikasi dari kepemilikan China, menunjuk mantan eksekutif senior Disney, yakni Kevin Mayer sebagai Chief Executive TikTok.

TikTok juga beberapa kali mencoba melepaskan diri sebagai bagian dari China. Seperti menarik diri dari Hong Kong TikTok telah berdiskusi dengan Pemerintah Inggris selama beberapa bulan terakhir untuk membangun kantor pusat di London, Inggris. Sumber Reuters yang mengetahui masalah tersebut mengungkapkan, hal ini dilakukan TikTok sebagai bagian dari strategi untuk menjauhkan diri dari kepemilikan China.

Kendati begitu, kecurigaan terhadap TikTok tidak hilang.  Mengutip BBC, TikTok mengumpulkan data dari penggunanya yang sangat besar. Apa sajakah? 




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×