Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Tim presiden AS terpilih Donald Trump sedang membahas upaya untuk melakukan pembicaraan langsung dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Dengan harapan, dorongan diplomatik baru dapat menurunkan risiko konflik bersenjata.
Hal tersebut diungkapkan oleh dua orang sumber Reuters yang mengetahui detil masalah tersebut.
Menurut sumber-sumber tersebut, beberapa orang di tim Trump sekarang melihat pendekatan langsung dari Trump, untuk membangun hubungan yang sudah ada, sebagai cara yang paling mungkin untuk mencairkan suasana dengan Kim, setelah bertahun-tahun keduanya saling menghina.
Dapat dikatakan, ini merupakan upaya diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya selama masa jabatan pertama Trump.
Sumber tersebut juga membisikkan, pembahasan kebijakan masih belum jelas dan belum ada keputusan akhir yang dibuat oleh presiden terpilih.
Tim transisi Trump tidak menanggapi permintaan komentar yang dilayangkan Reuters.
Baca Juga: 500 Tentara Korea Utara Dilaporkan Tewas dalam Pertempuran di Ukraina
Balasan apa yang akan diberikan Kim kepada Trump masih belum jelas.
Korea Utara mengabaikan upaya Presiden AS Joe Biden selama empat tahun untuk memulai perundingan tanpa prasyarat, dan Kim semakin berani dengan perluasan persenjataan rudal dan hubungan yang lebih dekat dengan Rusia.
"Kami telah melangkah sejauh yang kami bisa dalam bernegosiasi dengan Amerika Serikat," kata Kim minggu lalu dalam pidatonya di pameran militer Pyongyang, menurut media pemerintah.
Selama masa jabatan presidennya 2017-2021, Trump mengadakan tiga pertemuan dengan Kim, di Singapura, Hanoi, dan di perbatasan Korea. Ini merupakan pertama kalinya seorang presiden AS yang sedang menjabat menginjakkan kaki di negara itu.
Diplomasi mereka tidak membuahkan hasil konkret, bahkan saat Trump menggambarkan perundingan mereka sebagai "jatuh cinta". AS meminta Korea Utara untuk meninggalkan senjata nuklirnya, sementara Kim menuntut pencabutan sanksi penuh, lalu mengeluarkan ancaman baru.
Baca Juga: Trump Klaim Kim Jong Un Kangen Padanya, Tapi Korea Utara Balas dengan Sindiran Tajam!
Tidak jelas hasil apa yang akan diperoleh dari upaya diplomatik baru tersebut. Sasaran awal Trump adalah membangun kembali keterlibatan dasar. Namun tujuan kebijakan lebih lanjut atau jadwal yang tepat belum ditetapkan.
Menurut salah satu sumber yang diberi pengarahan tentang pemikiran transisi itu, isu tersebut mungkin akan menjadi prioritas kedua setelah masalah kebijakan luar negeri yang lebih mendesak di Timur Tengah dan Ukraina.
Media pemerintah Korea Utara belum secara terbuka menyebutkan terpilihnya kembali Trump. Dan Kim mengatakan bulan ini bahwa Amerika Serikat meningkatkan ketegangan dan provokasi, yang meningkatkan risiko perang nuklir.
Tonton: Tuding AS Memicu Ketegangan, Kim Jong Un Memperingatkan Risiko Perang nuklir