Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SHANGHAI. Upaya pemerintah China untuk mengontrol laju inflasi di negaranya belum membuahkan hasil. Sebagai bukti, tingkat inflasi di Negeri Panda itu melampaui target 6% selama empat bulan belakangan.
Data Biro Statistik Nasional China menunjukkan, Indeks Harga Konsumen China untuk September naik 6,1%. Angka tersebut sesuai dengan prediksi analis yang disurvei Bloomberg. Pada Agustus, tingkat inflasi China mencapai 6,2%. Sementara, Indeks Harga Produsen naik 6,5%.
Tingginya angka inflasi berarti kian terbatasnya langkah Perdana Menteri wen Jiabao untuk melonggarkan kebijakan moneter. Padahal saat ini, krisis Eropa turut memangkas permintaan ekspor China. Sedangkan pelaku usaha kecil sulit berkembang seiring dengan pengetatan penyaluran kredit.
Pertumbuhan ekonomi China juga sudah mulai melambat. Analis meramal, pada kuartal III lalu, pertumbuhan ekonomi China hanya sebesar 9,3%. turun dari pertumbuhan kuartal II yang mencapai 9,5%.
"Tingginya inflasi berarti pengetatan kebijakan moneter oleh pemerintah akan terus dilakukan dalam beberapa waktu ke depan. Jika kenaikan harga melambat menjadi sekitar 4% pada akhir tahun ini, hal itu bisa mendorong pemerintah China untuk melonggarkan kebijakan jika dibutuhkan," urai Li Wei, ekonom Standard Chartered Bank.