kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,78   7,18   0.80%
  • EMAS1.378.000 0,95%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tingkat Kesuburan China Turun ke Level Terendah pada 2022


Rabu, 16 Agustus 2023 / 10:55 WIB
Tingkat Kesuburan China Turun ke Level Terendah pada 2022
ILUSTRASI. Suasana Festival Musim Semi menjelang Tahun Baru Imlek di Taman Qinglonghu di Beijing, China 21 Januari 2023. REUTERS/Thomas Peter


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Tingkat kesuburan masyarakat China diperkirakan telah turun ke level terendah pada tahun 2022. Ironisnya, kondisi ini terjadi saat pemerintah sedang berusaha meningkatkan jumlah kelahiran yang terus menurun.

National Business Daily dalam laporannya hari Selasa (15/8) mengungkap bahwa tingkat kesuburan China tahun lalu hanya 1,09, atau hanya ada sekitar 1,09 kelahiran per 1.000 orang penduduk.

Data tersebut sekaligus menempatkan China sebagai negara dengan tingkat kesuburan terendah di antara negara-negara dengan populasi lebih dari 100 juta.

Mengutip Reuters, tingkat kesuburan China sudah menjadi salah satu yang terendah di dunia bersama Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, dan Singapura.

Untuk mengatasi penurunan populasi pertama China dalam enam dekade ini, Presiden Xi Jinping pada bulan Mei lalu memimpin rapat untuk mempelajari topik tersebut.

Baca Juga: Perusahaan Elon Musk Pangkas Harga Tesla Model Y di China

Beijing kini mencoba berbagai langkah untuk menaikkan angka kelahiran seperti memberikan insentif keuangan dan fasilitas pengasuhan anak yang lebih baik.

Menurunnya tingkat kelahiran ini juga terjadi bersamaan dengan meningkatnya populasi orang tua. Kondisi ini jelas dapat membuat China kekurangan tenaga kerja dengan usia produktif.

Pemerintah Xi mengatakan akan fokus pada pendidikan, sains dan teknologi untuk meningkatkan kualitas populasi. Tingkat kesuburan juga akan berusaha dipertahankan di level "sedang" agar pertumbuhan ekonomi di masa depan bisa terjamin.

Banyak wanita di China memilih untuk tidak memiliki anak karena biaya mengasuh anak yang tinggi. Mereka juga enggan meninggalkan karirnya untuk fokus merawat anak.

Baca Juga: Lebih Aman, Angkatan Udara China Berlatih Metode Serangan Drone Baru

Di China, diskriminasi gender dan stereotip tradisional tentang perempuan yang merawat anak-anak mereka masih tersebar luas.

Dalam beberapa bulan terakhir otoritas China mencoba meningkatkan retorika tentang berbagi tugas mengasuh anak tetapi cuti paternitas masih terbatas di sebagian besar provinsi.

Data lain dari Asosiasi Keluarga Berencana Hong Kong menunjukkan bahwa jumlah wanita tanpa anak di wilayah mereka meningkat lebih dari dua kali lipat dari lima tahun lalu menjadi 43,2% di tahun 2022.

Pada periode yang sama, persentase pasangan dengan satu atau dua anak juga turun, sementara jumlah rata-rata anak per wanita turun dari 1,3 pada 2017 ke rekor terendah 0,9 pada tahun 2022.




TERBARU

[X]
×