kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.407.000   24.000   1,01%
  • USD/IDR 16.608   -7,00   -0,04%
  • IDX 8.134   82,86   1,03%
  • KOMPAS100 1.122   16,55   1,50%
  • LQ45 782   10,09   1,31%
  • ISSI 292   2,95   1,02%
  • IDX30 407   3,62   0,90%
  • IDXHIDIV20 456   2,31   0,51%
  • IDX80 123   1,75   1,44%
  • IDXV30 132   1,78   1,37%
  • IDXQ30 128   0,62   0,49%

Tingkat Pengangguran Australia Naik ke Level Tertinggi dalam 4 Tahun


Kamis, 16 Oktober 2025 / 08:40 WIB
Tingkat Pengangguran Australia Naik ke Level Tertinggi dalam 4 Tahun
ILUSTRASI. Tingkat pengangguran Australia naik tak terduga ke level tertinggi hampir empat tahun pada September 2025, seiring meningkatnya jumlah warga yang mencari pekerjaan. REUTERS/Jason Reed


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Tingkat pengangguran Australia naik tak terduga ke level tertinggi hampir empat tahun pada September 2025, seiring meningkatnya jumlah warga yang mencari pekerjaan.

Data ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa Reserve Bank of Australia (RBA) akan kembali memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

Biro Statistik Australia (ABS) melaporkan Kamis (16/10/2025), tingkat pengangguran naik menjadi 4,5%, tertinggi sejak November 2021 dan di atas proyeksi 4,3%.

Baca Juga: Harga Emas Cetak Rekor Baru Kamis (16/10) Pagi, Tembus Level US$4.224,79

Sementara itu, tingkat partisipasi angkatan kerja meningkat menjadi 67%, dan jumlah jam kerja naik 0,5% setelah sempat turun pada Agustus.

Laporan ketenagakerjaan menunjukkan penambahan bersih 14.900 pekerjaan pada September, di bawah perkiraan pasar sebesar 20.000.

Dari total tersebut, pekerjaan penuh waktu bertambah 8.700 posisi, setelah mengalami penurunan tajam pada bulan sebelumnya.

Pertumbuhan lapangan kerja tahunan kini melambat menjadi 1,3%, jauh di bawah 3,5% pada awal tahun.

Baca Juga: Mayoritas Bursa Asia Menguat pada Perdagangan Kamis (16/10/2025) Pagi

Kenaikan pengangguran ini langsung mengguncang pasar keuangan. Probabilitas pemangkasan suku bunga oleh RBA pada November melonjak menjadi 71%, naik tajam dari 40% sebelum rilis data.

Investor menilai kondisi pasar tenaga kerja yang melemah dapat membuka ruang bagi pelonggaran moneter lanjutan, setelah sebelumnya RBA sempat menahan diri karena kekhawatiran terhadap inflasi yang masih tinggi dan meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Sebagai respon pasar, dolar Australia melemah 0,4% menjadi US$0,6488, sementara obligasi pemerintah tenor tiga tahun menguat 10 tick ke level 96,62.

Harapan terhadap stimulus moneter baru juga mendorong indeks saham acuan Australia mencetak rekor tertinggi.

RBA sebelumnya telah menahan suku bunga di level 3,60% pada pertemuan September, setelah melakukan tiga kali penurunan sepanjang tahun ini.

Baca Juga: Sosok Thomas Sugiarto Oentoro, Wadirut Garuda Indonesia Dampingi Glenny Kairupan

Data inflasi inti kuartal II menunjukkan penurunan menjadi 2,7%, kembali ke kisaran target bank sentral 2%–3%. Namun, data bulanan terbaru menunjukkan inflasi mungkin belum melandai lebih jauh pada kuartal III.

Gubernur RBA Michele Bullock mengatakan pada Kamis (16/10) bahwa kenaikan konsumsi dan tekanan harga di beberapa sektor membuat bank sentral berhati-hati dalam menilai apakah pelonggaran lebih lanjut masih diperlukan.

Selanjutnya: Menang Lelang BWA, Hashim dan Sinar Mas Siap Masuk ke Bisnis Internet Murah

Menarik Dibaca: Yuk Simak Rekomendasi Saham Hari Ini dan Proyeksi IHSG dari Mirae Sekuritas (16/10)




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×