kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tingkatkan Pasokan, OPEC Akan Genjot Produksi Minyak


Jumat, 04 Februari 2022 / 14:55 WIB
Tingkatkan Pasokan, OPEC Akan Genjot Produksi Minyak
ILUSTRASI. Logo OPEC. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - ABU DHABI. Organisasi negara - negara pengekspor minyak (OPEC) setuju meningkatkan produksi minyak global. Namun pasar khawatir bahwa rencana ini tidak memberikan kepastian pasokan ke depan. 

Apalagi, lembaga ini telah menetapkan kenaikan minyak sebesar 400.000 barel per hari untuk Maret 2022. Sebelum kenaikan itu diterapkan, sebagian besar anggota OPEC gagal menyediakan pasokan yang mencukupi. 

Kurangnya investasi dan kerusuhan kelompok milisi yang berdampak pada pasokan eksportir dari Nigeria ke Libya. Akibatnya, beban yang yang ditanggung makin berat, di tengah keterbatasan pasokan di negara Timur-Tengah. 

Hal ini mendorong harga minyak mentah ke level tertinggi pada tujuh tahun terakhir di atas US$ 90 per barel, karena pasokan gagal mengimbangi lonjakan konsumsi bahan bakar pasca pandemi yang kuat. 

Baca Juga: Kim Jong Un: Olimpiade Beijing yang Sukses adalah Kemenangan Besar China

Kondisi ini memicu gelombang inflasi yang membuat bank sentral frustrasi dan menimbulkan krisis biaya hidup bagi jutaan orang. Ini merupakan tanda bahaya, khususnya bagi Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Dengan kapasitas cadangan yang terbatas di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Irak, dan Kuwait, para pedagang semakin cemas. Apakah kerugian yang lebih dalam di Libya, serangan lain seperti serangan pesawat tak berawak bulan lalu di Abu Dhabi, atau ketegangan antara Rusia dan Barat atas Ukraina.

“Harga minyak masuk ke level terendah secara historis dari dua penyangga pasar minyak yaitu inventaris dan kapasitas cadangan. Bahkan jika OPEC+ meningkat pasokan lebih cepat, ini hanya akan mengorbankan tingkat kapasitas cadangan yang sangat rendah,” tulis analis Goldman Sachs Group Inc, dikutip dari Bloomberg, Jumat (4/2). 

OPEC mengumumkan kenaikan harga minyak pada pertemuan daring pada Rabu (2/2). Negara eksportir minyak ini membuat janji yang sama selama beberapa bulan, dan tidak dapat sepenuhnya merealisasikannya. 

Baca Juga: Anggota Parlemen AS Mendorong untuk Mengganti Nama Kedutaan Taiwan di Washington

Seiring berkembangnya keraguan tentang apakah ekspansi ini bisa memenuhi pasokan global pada kuartal pertama 2022. Diperkirakan kebutuhan minyak akan menumpuk dan kembali ke harga US$ 100 per barel atau lebih. 

Demonstrasi semacam itu pada akhirnya dapat memprovokasi tekanan yang cukup dari sekutu Arab Saudi di Washington untuk perubahan sikap.




TERBARU

[X]
×