Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Bantuan untuk Ukraina dirancang untuk membiayai amunisi dan perlengkapan militer lainnya, serta dukungan kemanusiaan.
Setelah tiga minggu perang, Rusia gagal mencapai tujuannya untuk melucuti senjata militer Ukraina dan menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis, tetapi telah menyebabkan ribuan kematian dan memaksa lebih dari 2 juta orang meninggalkan negara itu, di mana beberapa kota dikepung.
Putin, menghadapi kecaman global dan semakin terisolasi, mengatakan pada hari Kamis bahwa Rusia akan muncul lebih kuat setelah apa yang dia sebut operasi militer khusus. "Ada beberapa pertanyaan, masalah dan kesulitan tetapi di masa lalu kami telah mengatasinya dan kami akan mengatasinya," katanya.
Baca Juga: Perang Nuklir di Ukraina? Menlu Rusia: Saya Tidak Mempercayainya
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan operasi itu akan direncanakan setelah mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Ukraina, Dmytro Kuleba, di Turki pada hari Kamis, pertemuan tingkat tertinggi sejak Putin memerintahkan invasi pada 24 Februari.
Kuleba mengatakan setelah itu bahwa Lavrov telah menolak berjanji untuk menahan tembakan untuk mengizinkan distribusi bantuan dan evakuasi di sepanjang koridor kemanusiaan warga sipil yang terperangkap di kota pelabuhan selatan Mariupol yang terkepung dan di tempat lain.
Lavrov mengulangi tuduhan Moskow bahwa Ukraina merupakan ancaman bagi Rusia, yang ingin Kyiv membatalkan aspirasi untuk bergabung dengan aliansi militer NATO.