kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Tiongkok Gencar Kembangkan Kecerdasan Buatan (AI), Amerika Ketar-Ketir


Senin, 23 Desember 2024 / 08:34 WIB
Tiongkok Gencar Kembangkan Kecerdasan Buatan (AI), Amerika Ketar-Ketir
ILUSTRASI. Sebuah kelompok advokasi pro-teknologi telah merilis laporan terbaru yang memperingatkan tentang meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh teknologi kecerdasan (AI) buatan Tiongkok yang dapat mengancam keamanan nasional dan ekonomi Amerika Serikat. REUTERS/Florence Lo


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Sebuah kelompok advokasi pro-teknologi telah merilis laporan terbaru yang memperingatkan tentang meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh teknologi kecerdasan (AI) buatan Tiongkok yang dapat mengancam keamanan nasional dan ekonomi Amerika Serikat.

Mengutip Fox News, laporan tersebut, yang diterbitkan oleh American Edge Project, menyatakan Tiongkok dengan cepat memajukan ekosistem sumber terbukanya sendiri sebagai alternatif bagi teknologi Amerika dan menggunakannya sebagai kuda Troya untuk menanamkan nilai-nilai PKT-nya ke dalam infrastruktur global."

"Kemajuan mereka penting sekaligus mengkhawatirkan: Alat AI sumber terbuka yang dikembangkan Tiongkok telah mengungguli model-model Barat pada tolok ukur utama, sementara beroperasi dengan biaya yang jauh lebih rendah, sehingga mempercepat adopsi global. Melalui Belt Road Initiative (BRI), yang menjangkau lebih dari 155 negara di empat benua, dan Jalur Sutra Digital (DSR), Tiongkok mengekspor teknologinya ke seluruh dunia, yang mendorong peningkatan ketergantungan global, merusak norma-norma demokrasi, dan mengancam kepemimpinan AS dan keamanan global," demikian peringatan dari laporan tersebut.

Laporan itu juga menguraikan bagaimana model AI Tiongkok menyensor peristiwa sejarah yang dapat menggambarkan China dalam sudut pandang yang buruk, menyangkal atau meminimalkan pelanggaran hak asasi manusia, dan menyaring kritik terhadap para pemimpin politik Tiongkok.

"Tiongkok sedang melaksanakan rencana ambisius senilai US$ 1,4 triliun untuk mendominasi teknologi global pada tahun 2030, dengan sistem sumber terbuka sebagai landasan strategi AI-nya," kata laporan tersebut. 

Baca Juga: China Bongkar Serangan Siber AS: Rahasia Dagang Dicuri, Ketegangan Meningkat!

Dijelaskan pula, "Sementara banyak perusahaan Barat berfokus pada model AI berbayar dan berpemilik, Tiongkok secara agresif mempromosikan alternatif gratis dan berbiaya rendah untuk mendorong adopsi global yang cepat."

Laporan tersebut melanjutkan, dengan membuat sebagian besar teknologi AI-nya dapat diakses secara bebas, Beijing bertujuan untuk memastikan sistem dan standarnya tertanam dalam tulang punggung keuangan, manufaktur, dan komunikasi dunia. 

Melalui tindakan terkoordinasi antara pemerintah dan industri, Tiongkok berupaya untuk membentuk kembali lanskap teknologi global sambil memprogram nilai-nilai PKT dan mekanisme kontrol ke dalam sistem penting di seluruh dunia.

Laporan tersebut menjelaskan bahwa Tiongkok "berlomba" untuk menerapkan AI sementara Amerika Serikat terhambat dalam memprioritaskan regulasi AI.

Baca Juga: Persaingan Laptop Gaming Tipis Makin Ketat, Ini Langkah Asus di Akhir Tahun

"Sementara pemerintah Amerika dan Eropa fokus pada regulasi AI, Tiongkok secara agresif mendorong sistem AI-nya ke pasar global," demikian pernyataan laporan tersebut. 

Dijelaskan pula bahwa, "Pedoman ini mencerminkan strategi Tiongkok yang sukses dengan teknologi 5G, di mana Huawei memperoleh pangsa pasar yang dominan melalui penetapan harga yang agresif dan penerapan yang cepat sebelum negara-negara Barat dapat merespons secara efektif. Kini dalam bidang AI, satu perusahaan Tiongkok saja, Alibaba Cloud, telah merilis lebih dari 100 model sumber terbuka dalam 29 bahasa yang berbeda, membanjiri pasar global sementara perusahaan-perusahaan Barat harus mematuhi persyaratan regulasi yang semakin kompleks." 



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×