kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.709.000   5.000   0,29%
  • USD/IDR 16.354   96,00   0,58%
  • IDX 6.532   152,01   2,38%
  • KOMPAS100 951   25,14   2,72%
  • LQ45 747   21,80   3,01%
  • ISSI 200   4,34   2,21%
  • IDX30 389   10,70   2,83%
  • IDXHIDIV20 469   13,21   2,90%
  • IDX80 108   2,94   2,79%
  • IDXV30 111   2,46   2,27%
  • IDXQ30 128   3,18   2,56%

Tiongkok Serang Industri Pertanian AS, Aksi Balasan Tarif Baru Trump


Rabu, 05 Maret 2025 / 07:47 WIB
Tiongkok Serang Industri Pertanian AS, Aksi Balasan Tarif Baru Trump
ILUSTRASI. Tiongkok dengan cepat melakukan aksi balasan terhadap tarif baru AS. Yakni dengan menaikkan pungutan impor yang mencakup produk pertanian AS. REUTERS/Florence Lo


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pada Selasa (4/3/2025), Tiongkok dengan cepat melakukan aksi balasan terhadap tarif baru AS. Yakni dengan menaikkan pungutan impor yang mencakup produk pertanian dan makanan Amerika senilai US$ 21 miliar.

Kondisi ini membawa dua ekonomi teratas dunia tersebut selangkah lebih dekat menuju perang dagang habis-habisan.

Melansir Reuters, Beijing juga memberlakukan pembatasan ekspor dan investasi pada 25 perusahaan AS, dengan alasan keamanan nasional. Akan tetapi, tidak seperti ketika membalas tarif 4 Februari pemerintahan Trump, kali ini China menghindari hukuman terhadap nama-nama terkenal.

"Mencoba memberikan tekanan ekstrem pada Tiongkok adalah salah perhitungan dan kesalahan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok dalam konferensi pers di Beijing. 

Dia menambahkan bahwa Tiongkok tidak pernah menyerah pada intimidasi atau paksaan.

Langkah pembalasan terbaru dilakukan saat bea masuk tambahan sebesar 10% yang diancamkan Presiden AS Donald Trump terhadap ekonomi terbesar kedua di dunia mulai berlaku pada pukul 05.01 GMT pada tanggal 4 Maret.

Baca Juga: China dan Kanada Balas Tindakan Amerika Serikat

Itu berarti tarif kumulatif sebesar 20% sebagai tanggapan atas apa yang dianggap Gedung Putih sebagai kelambanan Tiongkok atas aliran narkoba.

Tiongkok menuduh Gedung Putih melakukan "pemerasan" atas kenaikan tarifnya, dengan mengatakan bahwa Tiongkok memiliki beberapa kebijakan antinarkoba terberat di dunia.

Para analis mengatakan Beijing masih berharap untuk menegosiasikan gencatan senjata tarif, dengan sengaja menetapkan kenaikannya di bawah 20%. Tujuannya adalah untuk memberi ruang bagi para negosiatornya menyelesaikan kesepakatan. Namun, setiap eskalasi mengurangi kemungkinan pemulihan hubungan.

"Pemerintah China memberi sinyal bahwa mereka tidak ingin meningkatkan ketegangan," kata Even Pay, analis pertanian di Trivium China.

Pay menambahkan, "Cukup adil untuk mengatakan bahwa kita berada di hari-hari awal Perang Dagang 2.0." 

Menurut Pay, masih ada waktu untuk menghindari perang dagang yang berlarut-larut jika Trump dan Presiden China Xi Jinping dapat mencapai kesepakatan.

Baca Juga: Tarif China Berlaku, Ekspor Batu Bara AS ke India Melonjak

Kemudian pada hari Selasa, China mengatakan akan menyelidiki produsen serat optik AS karena menghindari tindakan antidumping, menangguhkan izin impor tiga eksportir AS, dan menghentikan pengiriman kayu AS ke China.

Tarif baru AS tersebut merupakan kenaikan tambahan pada pungutan yang sudah ada sebelumnya atas ribuan barang China.



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×