kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tok, Facebook beri label pada media Pemerintah Rusia, China, Iran


Jumat, 05 Juni 2020 / 16:57 WIB
Tok, Facebook beri label pada media Pemerintah Rusia, China, Iran
ILUSTRASI. Logo Facebook yang dicetak 3D terlihat ditempatkan pada keyboard pada foto ilustrasi yang diambil pada 25 Maret 2020. REUTERS/Dado Ruvic


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - SAN FRANCISCO. Facebook Inc akan mulai memberi label pada media yang dikendalikan Pemerintah Rusia, China, dan negara lainnya. Lalu, akhir musim panas ini akan memblokir iklan apa pun dari situs yang menargetkan pengguna Amerika Serikat (AS).

Jaringan sosial terbesar di dunia ini akan menerapkan label ke Sputnik Rusia, Press TV Iran, dan Kantor Berita Xinhua China, menurut daftar parsial yang Facebook keluarkan, Kamis (4/6). Facebook akan menerapkan label pada sekitar 200 media di awal.

Tapi, Nathaniel Gleicher, Kepala Kebijakan Keamanan Siber Facebook, mengatakan, pihaknya tidak akan memberi label pada media apa pun yang berbasis di AS, bahkan yang dikelola Pemerintah AS. Sebab, media-media tersebut memiliki independensi editorial.

Baca Juga: Snap Inc menghapus akun promosi Presiden Trump di Snapchat

Facebook, yang telah mengakui kegagalannya menghentikan penggunaan platform Rusia untuk ikut campur dalam Pemilihan Presiden AS 2016, meningkatkan pertahanannya dan memberlakukan persyaratan transparansi yang lebih besar untuk halaman dan iklan di platform mereka.

Rencana memberi label kepada media pemerintah, Facebook umumkan pada tahun lalu, tetapi memperkenalkannya di tengah kritik atas perlakuan lepas tangan dari posting yang menyesatkan dan tudingan rasial dari Presiden Donald Trump.

Dan, langkah baru Facebook itu datang hanya beberapa bulan sebelum Pemilihan Presiden AS November nanti. Di bawah kebijakan baru tersebut, Facebook tidak akan memberikan label untuk media yang berafiliasi dengan tokoh atau partai politik individu.

Baca Juga: Protes ke Zuckerberg, karyawan Facebook mogok kerja dan berpaling ke Twitter

Sebab, menurut Gleicher, itu bisa mendorong "batas yang sangat, sangat licin". "Apa yang ingin kami lakukan di sini adalah memulai dengan kasus yang paling kritis," katanya seperti dikutip Reuters.

Respons China




TERBARU

[X]
×