kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tokyo darurat Covid-19, Olimpiade 2020 resmi tanpa penonton


Jumat, 09 Juli 2021 / 06:44 WIB
Tokyo darurat Covid-19, Olimpiade 2020 resmi tanpa penonton
ILUSTRASI. Olimpiade Tokyo 2020 diputuskan tanpa penonton akibat lonjakan kasus Covid-19


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Olimpiade Tokyo akan digelar tanpa penonton. Keputusan ini diambil usai virus corona kembali bangkit dan memaksa Jepang untuk mengumumkan keadaan darurat di Tokyo, yang akan menjadi tuan rumah Olimpiade 2020.

Langkah tersebut menandai perubahan yang tajam dari minggu lalu, ketika beberapa ofisial masih bersikeras bahwa mereka dapat menyelenggarakan Olimpiade secara aman dengan beberapa penggemar.

Sebelumnya, pemerintah Jepang sudah mengumumkan status darurat di Tokyo akan berlangsung mulai 12 Juli hingga 22 Agustus mendatang. Padahal, Olimpiade sudah dijadwalkan mulai 23 Juli hingga 8 Agustus.

Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan, penting untuk mencegah Tokyo, di mana varian Delta yang sangat menular dari varian Covid-19 menyebar, menjadi titik nyala infeksi baru.

Orang-orang juga akan diminta untuk tidak berkumpul untuk acara di jalan umum, seperti triathlon, meskipun para pejabat mengatakan beberapa tempat di luar wilayah metropolitan Tokyo yang lebih besar akan dimungkinkan sejumlah kecil penonton.

Baca Juga: Tokyo kembali keadaan darurat Covid-19, Olimpiade berpotensi tanpa penonton

"Sangat disesalkan bahwa kami menyelenggarakan Olimpiade dalam format yang sangat terbatas, menghadapi penyebaran infeksi virus corona," kata Presiden Olimpiade Tokyo 2020 Seiko Hashimoto, setelah pembicaraan antara pejabat pemerintah, penyelenggara, dan perwakilan Olimpiade dan Paralimpiade.

"Saya minta maaf kepada mereka yang membeli tiket."

Setelah dilihat sebagai kesempatan bagi Jepang untuk bersinar di panggung global setelah bencana gempa bumi, tsunami, dan nuklir yang menghancurkan selama dekade terakhir, Olimpiade ditunda tahun lalu karena pandemi Covid-19 dan membuat pembengkakan anggaran besar-besaran.

Sebagian besar penduduk Jepang masih belum mendapatkan vaksin Covid-19, yang memicu kekhawatiran bahwa masuknya ribuan atlet dan ofisial akan memicu lebih banyak infeksi. 

Para ahli medis sudah mengatakan kekhawatiran tersebut selama berminggu-minggu. Para ahli juga bilang, mengadakan Olimpiade tanpa penonton akan menjadi cara yang paling tidak berisiko. 

Penyelenggara masih belum yakin berapa banyak pendapatan yang akan hilang karena tidak adanya penonton, kata CEO Olimpiade Tokyo 2020 Toshiro Muto, seraya menambahkan bahwa mereka ingin memangkas staf lebih lanjut.

Baca Juga: Vietnam tunda SEA Games hingga tahun depan, Singapura keberatan

Relai obor telah diperkecil atau disingkirkan dari jalan umum, dan acara promosi dibatalkan. Tokyo - yang mengandalkan sektor pariwisata, tidak mengalami gebrakan dan kegembiraan yang biasanya menjadi ciri kota tuan rumah penyelenggaraan olahraga terbesar di dunia itu.

Dorongan Jepang untuk menyelenggarakan Olimpiade bahkan ketika epidemi memburuk, mengasingkan sebagian besar publik dan memicu kekhawatiran di antara para sponsor tentang reaksi konsumen.

Suga menambahkan, infeksi Covid-19 meningkat di Tokyo, sebagian karena varian Delta, memperingatkan bahwa itu bisa menyerang seluruh negara.

"Kita benar-benar harus menghindari Tokyo menjadi titik awal lagi penyebaran infeksi lainnya," katanya dalam konferensi pers.

Prefektur tetangga Tokyo, Kanagawa, Saitama dan Chiba juga tidak akan mengizinkan penonton di acara Olimpiade mereka, kata pemerintah.

Selanjutnya: WHO: Varian Delta memenangkan lomba melawan vaksin Covid-19




TERBARU

[X]
×