kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.548.000   14.000   0,91%
  • USD/IDR 15.949   -29,00   -0,18%
  • IDX 7.450   -14,70   -0,20%
  • KOMPAS100 1.130   -5,59   -0,49%
  • LQ45 884   -6,80   -0,76%
  • ISSI 228   0,25   0,11%
  • IDX30 453   -4,32   -0,95%
  • IDXHIDIV20 544   -5,32   -0,97%
  • IDX80 129   -0,74   -0,57%
  • IDXV30 133   0,10   0,07%
  • IDXQ30 150   -1,29   -0,85%

Tokyo Resmi Terapkan 4 Hari Kerja dalam Seminggu, Tujuannya untuk Atasi Krisis Ini


Kamis, 12 Desember 2024 / 07:10 WIB
Tokyo Resmi Terapkan 4 Hari Kerja dalam Seminggu, Tujuannya untuk Atasi Krisis Ini
ILUSTRASI. Untuk atasi krisis populasi akibat penurunan angka kelahiran, pemerintah Tokyo memberlakukan empat hari kerja seminggu bagi PNS. Sumber Foto : japantimes.co.jp


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Untuk mengatasi krisis populasi akibat penurunan angka kelahiran dan populasi yang menua, pemerintah Tokyo memberlakukan empat hari kerja seminggu bagi pegawai pemerintah metropolitan mulai April 2025. 

Mengutip Money Control, inisiatif ini bertujuan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh orang tua yang bekerja, khususnya perempuan, dengan mendorong keseimbangan kehidupan dan pekerjaan. 

Kebijakan "cuti parsial pengasuhan anak" yang baru juga akan memungkinkan beberapa pegawai untuk bekerja dua jam lebih sedikit per hari. 

Gubernur Tokyo Yuriko Koike menekankan perlunya menciptakan opsi kerja yang fleksibel sehingga perempuan dapat mempertahankan karier sambil mengelola tanggung jawab pengasuhan anak.

Angka kelahiran Jepang sangat rendah, yakni 1,2, sedangkan Tokyo berada di angka 0,99, jauh di bawah angka 2,1 yang dibutuhkan untuk menstabilkan populasi. 

Meskipun ada langkah-langkah sebelumnya seperti cuti orang tua, subsidi penitipan anak, insentif tunai, dan bahkan aplikasi kencan yang dikelola pemerintah, angka kelahiran terus menurun.

Baca Juga: Eropa Alami Krisis Populasi, Ini Bahayanya

Empat hari kerja seminggu dapat meringankan budaya kerja Jepang yang menuntut, yang secara tidak proporsional membebani perempuan dengan pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak. 

Studi menunjukkan kebijakan semacam itu meningkatkan partisipasi pria dalam pekerjaan rumah tangga, yang dapat mendukung wanita untuk memiliki lebih banyak anak. 

Misalnya, pria menghabiskan 22% lebih banyak waktu untuk mengasuh anak selama uji coba kerja empat hari seminggu di beberapa wilayah.

Meskipun perubahan sosial diperlukan untuk penerapan yang meluas, penelitian menunjukkan kerja empat hari seminggu meningkatkan produktivitas, mengurangi stres, dan meningkatkan kesejahteraan. 

Baca Juga: Elon Musk Peringatkan Singapura dan Banyak Negara Lain Menuju Kepunahan, Ada Apa?



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×