Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - TAIPEI/BEIJING. Pada hari Kamis, Topan Gaemi menghantam Taiwan utara, menyebabkan dua orang meninggal dunia, banjir bandang, dan kemacetan lalu lintas yang parah.
Topan ini kemudian bergerak melintasi selat dan menuju Tiongkok, diprediksi akan menimbulkan hujan lebat lebih lanjut.
Gaemi mendarat sekitar tengah malam (1600 GMT Rabu) di pantai timur laut Taiwan, tepatnya di Kabupaten Yilan. Ini merupakan topan terkuat yang menghantam pulau tersebut dalam delapan tahun terakhir.
Baca Juga: Taiwan Bersiap Hadapi Topan Gaemi, Pasar Keuangan Tutup dan Penerbangan Dibatalkan
Menurut Administrasi Cuaca Pusat Taiwan, topan ini membawa hembusan angin hingga 227 km/jam (141 mph) sebelum melemah.
Hingga pukul 08.30 pagi (01.00 GMT), topan tersebut terdeteksi berada di Selat Taiwan dan bergerak menuju Fuzhou di Provinsi Fujian, Tiongkok.
Akibat terjangan topan, sekitar setengah juta rumah tangga di Taiwan mengalami pemadaman listrik. Namun, sebagian besar telah kembali teraliri listrik, demikian disampaikan oleh perusahaan utilitas Taipower.
Diperkirakan topan ini akan kembali menurunkan hujan deras di seluruh Taiwan. Akibatnya, kantor, sekolah, dan pasar keuangan ditutup untuk hari kedua pada Kamis.
Kereta api, termasuk jalur kereta api kecepatan tinggi yang menghubungkan Taiwan utara dan selatan, ditutup hingga pukul 15.00 sore (07.00 GMT). Sementara itu, semua penerbangan domestik dan 185 penerbangan internasional dibatalkan untuk hari tersebut.
Pemerintah Taiwan melaporkan dua orang meninggal dunia dan 266 orang terluka akibat topan tersebut.
Stasiun televisi Taiwan menayangkan gambar-gambar jalanan yang terendam banjir di berbagai kota dan kabupaten di seluruh pulau.
Sementara itu, peramal cuaca Tiongkok memperkirakan Gaemi akan melewati Fujian pada Kamis sore dan bergerak ke daratan, secara bertahap bergerak ke utara dengan intensitas yang lebih rendah.
Namun, ramalan cuaca memperkirakan hujan lebat di banyak daerah saat topan tersebut bergerak ke utara.
Para pejabat pemerintah telah bersiap untuk menghadapi hujan lebat dan banjir, dengan mengeluarkan pernyataan dan peringatan di provinsi pesisir Fujian dan Zhejiang.
Di Fujian, media pemerintah melaporkan bahwa sekitar 150.000 orang, terutama dari komunitas nelayan pesisir, telah dievakuasi oleh pejabat pemerintah.
Baca Juga: Badai Gaemi Serang Taiwan, Badai Terkuat dalam 8 Tahun Terakhir
Saat angin kencang bertiup, para pejabat di Zhoushan, Provinsi Zhejiang, menangguhkan rute perairan penumpang hingga tiga hari.
Menurut CCTV, pejabat kereta api Guangzhou menangguhkan beberapa kereta api yang melewati daerah yang terkena dampak topan.
Di bagian lain, Tiongkok utara sedang dilanda hujan lebat akibat badai musim panas dari sistem cuaca yang terpisah.
Para pejabat di ibukota Beijing mengeluarkan peringatan merah pada Rabu malam untuk hujan lebat yang diperkirakan terjadi sepanjang hari Kamis, demikian dikabarkan oleh media pemerintah China.
Observatorium Meteorologi Distrik Fangshan Beijing memperkirakan bahwa pada pukul 10.00 pagi (02.00 GMT) banyak wilayah kota akan mengalami hujan lebih dari 150 mm (6 inci) dalam enam jam, dan di beberapa daerah lainnya akan terjadi hujan lebih dari 200 mm (8 inci) dalam 24 jam, demikian lapor televisi pemerintah.