Sumber: Bloomberg | Editor: Uji Agung Santosa
TOKYO. Raksasa elektronik asal Jepang, Toshiba akan menunjuk sebuah komite guna menyelidiki kemungkinan adanya penyelewengan proyek-proyek infrastruktur di tahun fiskal 2013. Perusahaan yang juga membuat cip dan reaktor nuklir tersebut melakukan investigasi terkait dengan metode akuntansi.
Panel komite yang ditunjuk oleh Toshiba bertugas untuk memeriksa kewajaran estimasi apabila menggunakan metode pencatatan persentase penyelesaian alias percentage of completion method untuk beberapa proyek.
Namun, Toshiba masih belum bisa menentukan dampak metode tersebut terhadap pendapatan Toshiba. "Beberapa item dalam motode akuntansi untuk pekerjaan yang telah diselesaikan perlu dikaji ulang," ujar Naomi Furuya, Jurubicara Toshiba seperti dikutip dari Bloomberg.
Sekadar informasi, dengan menggunakan metode persentase penyelesaian, perusahaan akan mengakui pendapatan dan beban sesuai dengan tingkat kemajuan penyelesaian kontrak dan tidak menunggu sampai kontrak selesai.
Toshiba membutuhkan waktu satu bulan untuk penyelidikan tersebut sampai menghasilkan kesimpulan akhir. Namun, Naomi menolak memberikan penjelasan lebih rinci tentang penyelidikan metode akuntansi tersebut.
Perusahaan yang dinahkodai oleh Hisao Tanaka ini memang beberapa tahun belakangan banyak dirundung masalah. Pada tahun 2013 lalu, Toshiba pernah memecat karyawannya karena telah menggelembungkan laporan laba bersih bisnis alat kesehatan. Walaupun demikian, Toshiba mengklaim penggelembungan laba bersih tersebut tak berdampak terhadap kinerja konsolidasi.
Di bisnis elektronik, Toshiba juga berjuang untuk tetap mencatatkan laba. Bahkan, Toshiba memutuskan untuk menghentikan produksi televisi di pasar luar negeri karena tak sanggup bersaing dengan produsen lain asal China dan Korea Selatan.
Demi merampingkan struktur bisnis, Toshiba berencana menjual fasilitas produksi di Indonesia dan Mesir. Sebelumnya, Toshiba juga telah menghentikan pengembangan dan penjualan televisi di wilayah Amerika Utara.
Toshiba menargetkan perolehan laba ¥ 120 miliar dan penjualan ¥ 167 triliun untuk satu tahun yang berakhir Maret 2015.