Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
BEIJING. Kontroversi seputar hilangnya pesawat Malaysia Airlines rute Kuala Lumpur-Beijing membuat banyak turis China memutuskan untuk membatalkan kunjungan mereka ke Malaysia.
Sebelas biro perjalanan China yang dihubungi kantor berita Reuters mengatakan, pemesanan paket wisata ke Malaysia menurun tajam, pasca-hilangnya Malaysia Airlines MH370 yang hingga kini belum ditemukan.
Operator wisata China juga mengatakan, banyak turis yang membatalkan liburan ke Malaysia setelah pesawat dengan nomor penerbangan MH370 tersebut hilang pada 8 Maret lalu, yang sebagian besar penumpangnya berasal dari China.
"Biasanya setiap bulan kami menerima 30 hingga 40 turis yang berlibur ke Singapura, Malaysia, dan Thailand. Sekarang tidak ada lagi yang menanyakan paket wisata ke sana," kata Chen, pegawai biro wisata Comfort Travel di Guangzhou.
"Wisatawan bahkan tak tertarik untuk sekadar mempertimbangkan pergi ke sana. Banyak yang punya kesan negatif terhadap negara itu (Malaysia) sekarang," jelas Chen.
Penurunan minat berlibur ke Malaysia diyakini terkait dengan kemarahan banyak pihak di China, yang menganggap Pemerintah Malaysia tidak terbuka soal hilangnya MH370.
Menurunnya wisatawan China ini bisa mengganggu target Pemerintah Malaysia tahun ini yang menginginkan sedikitnya 28 juta wisatawan asing akan mengunjungi negeri itu. Dari 28 juta wisatawan, Pemerintah Malaysia mengharapkan pemasukan sebesar 23 miliar dollar.
Pada hari Selasa (25/3), keluarga penumpang menggelar protes di depan kantor kedutaan Malaysia di Beijing, mendesak Malaysia memberikan penjelasan yang lebih lengkap dan terbuka tentang hilangnya MH370.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak sudah mengumumkan bahwa MH370 jatuh di Samudra Hindia bagian selatan dan tak ada awak atau penumpang yang selamat. Namun, upaya pencarian bangkai atau puing-puing pesawat hingga kini masih berlangsung. (Ervan Hardoko/BBC Indonesia)