kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.304   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.533   43,20   0,58%
  • KOMPAS100 1.070   7,34   0,69%
  • LQ45 793   -2,68   -0,34%
  • ISSI 254   0,66   0,26%
  • IDX30 409   -1,29   -0,31%
  • IDXHIDIV20 467   -2,82   -0,60%
  • IDX80 120   -0,30   -0,25%
  • IDXV30 124   0,09   0,07%
  • IDXQ30 131   -0,56   -0,43%

Trump Akan Temui Putin di Alaska Bahas Perdamaian Ukraina dengan Opsi 'Tukar Wilayah'


Sabtu, 09 Agustus 2025 / 05:47 WIB
Trump Akan Temui Putin di Alaska Bahas Perdamaian Ukraina dengan Opsi 'Tukar Wilayah'
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengonfirmasi bahwa ia akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus 2025. REUTERS/Kevin Lamarque


Sumber: Al Jazeera | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengonfirmasi bahwa ia akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus 2025 di Alaska untuk membahas upaya mengakhiri perang di Ukraina.

Trump menegaskan bahwa setiap kesepakatan damai kemungkinan akan mencakup “pertukaran wilayah”, sebuah usulan yang dinilai kontroversial dan berpotensi menuai penolakan dari pihak Ukraina serta sekutunya di Eropa.

Pertemuan Perdana Sejak 2019

Pengumuman ini menandai pertemuan tatap muka pertama Trump dan Putin sejak 2019, ketika Trump masih menjalani masa jabatan pertamanya.
Trump menyampaikan rencana pertemuan tersebut saat menjamu para pemimpin Armenia dan Azerbaijan di Gedung Putih pada Jumat (8/8).

Baca Juga: Emas Swiss Jadi Korban Terbaru Tarif Trump, Pasar Bullion Global Terancam Terguncang

“Kami akan memulai dengan Rusia,” kata Trump. “Ini rumit. Tapi akan ada wilayah yang kembali, ada yang ditukar. Pertukaran ini akan membawa manfaat bagi kedua belah pihak.”

Penolakan Ukraina dan Syarat Rusia

Ukraina beserta negara-negara Eropa telah menegaskan penolakan terhadap kesepakatan yang mengharuskan mereka menyerahkan wilayah yang saat ini diduduki Rusia, termasuk Krimea, Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia.

Sebaliknya, Putin berulang kali menekankan bahwa Ukraina harus melepaskan sebagian wilayah yang telah direbut Rusia sejak 2014 sebagai syarat perdamaian. Selain itu, Moskow menuntut penghentian bantuan Barat untuk Kyiv serta pembatalan upaya Ukraina bergabung dengan NATO.

Lokasi Pertemuan dan Tantangan Hukum

Rencana pertemuan di Alaska memunculkan pertanyaan logistik, mengingat Putin saat ini menghadapi surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan perang di Ukraina.

Namun, AS bukan anggota ICC dan tidak mengakui kewenangannya, sehingga Putin dapat menghadiri pertemuan tersebut tanpa risiko penahanan.

Baca Juga: Tarif Trump Bikin Panas! India Hentikan Sementara Pembelian Senjata AS

Alaska dipilih setelah opsi sebelumnya, Uni Emirat Arab — negara non-anggota ICC — tidak dikonfirmasi. Lokasi ini juga memiliki kedekatan geografis dengan Rusia, hanya dipisahkan 88 kilometer di Selat Bering.

Batas Waktu Gencatan Senjata Terlewati

Pengumuman ini muncul bersamaan dengan batas waktu gencatan senjata yang ditetapkan Trump untuk Rusia, yang berakhir tanpa tercapainya kesepakatan baru.
Dalam beberapa minggu terakhir, Trump disebut semakin frustrasi dengan serangan Rusia yang terus berlanjut di Ukraina.

Pekan lalu, Trump mengecam serangan udara Rusia di Kyiv sebagai tindakan “menjijikkan” dan mengancam akan menjatuhkan sanksi tambahan serta tarif sekunder terhadap mitra dagang Rusia.

Pada Rabu (6/8), Trump mulai merealisasikan ancaman tersebut dengan menaikkan tarif barang India menjadi 50% akibat pembelian minyak dari Rusia.

Strategi Trump: Dari Pendekatan Lunak ke Tekanan Ekonomi

Sejak awal masa kepemimpinannya, Trump kerap dianggap memiliki pendekatan lunak terhadap Putin. Bahkan, ia pernah menyalahkan ambisi Ukraina bergabung dengan NATO sebagai pemicu invasi penuh Rusia pada 2022.

Baca Juga: Trump Ancam Tarik Pajak Tambahan bagi Negara Pembeli Minyak Rusia

Namun, belakangan Trump mengubah nada komunikasinya, memperlihatkan tekanan ekonomi dan diplomatik terhadap Moskow. Meski begitu, keberhasilan strategi ini dalam mendorong gencatan senjata masih diragukan.

Negosiasi Berlarut dan Prospek Perdamaian

Utusan khusus Trump, Steve Witkoff, telah mengunjungi Putin di Moskow pekan lalu, dan Trump mengklaim telah terjadi “kemajuan besar” dalam negosiasi.
Namun, para analis menilai Putin sengaja memperpanjang proses perundingan demi keuntungan strategis di medan perang.

Dengan semakin dekatnya tanggal 15 Agustus, pertemuan di Alaska dipandang sebagai momen krusial yang dapat menentukan arah perang Ukraina — apakah menuju perdamaian atau memperpanjang konflik.

Selanjutnya: Prakiraan Cuaca Kaltim (8 Agustus 2025) Ada Hujan: IKN, Balikpapan, dan Samarinda

Menarik Dibaca: 4 Rekomendasi Film Indonesia Tentang Ayah, Terbaru Panggil Aku Ayah




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×