kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Trump Bakal Kerek Tarif Impor Tembaga Hingga 50%


Rabu, 09 Juli 2025 / 14:33 WIB
Trump Bakal Kerek Tarif Impor Tembaga Hingga 50%
ILUSTRASI. Presiden Donald Trump mengumumkan tarif impor untuk komoditas tembaga sebesar 50%, yang kemungkinan berlaku mulai akhir Juli


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan akan menerapkan tarif impor untuk komoditas tembaga hingga 50%. Ini sebagai kelanjutan dari penerapan tarif resiprokal yang dikenakan kepada banyak negara. ​

Akibat pengumuman ini, harga tembaga di AS melonjak ke rekor tertinggi. Menurut Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, tarif impor tembaga tersebut akan mulai berlaku di akhir bulan Juli ini.

Melansir Bloomberg, Rabu (09/07), Lutnick mengatakan ia memperkirakan Trump akan menandatangani dokumen terkait kenaikan pajak impor tembaga dalam beberapa hari mendatang. 

Kebijakan kenaikan tarif impor tembaga itu spontan diungkap Trump dalam rapat kabinet yang disiarkan televisi. 

"Hari ini kami akan menggunakan tembaga," kata Trump. "Kami akan membuatnya 50%," tambahnya.

Baca Juga: Perang Dagang Babak Baru: Trump Umumkan Tarif 50% Tembaga, Targetkan 14 Negara

Analis dari Macquarie Group mengatakan, dampak dari penetapan ini akan bergantung pada detail jenis tembaga yang diimpor ke AS.

“Bukan hanya besaran tarif, tetapi juga jenis tembaga yang dikenakan tarif tersebut, dan apakah ada masa tenggang sebelum penerapannya,” ungkap Marcus Garvey, kepala strategi komoditas Macquarie Group. 

Jika tarif tersebut berlaku, biaya yang lebih tinggi akan terjadi di sebagian besar perekonomian AS karena banyaknya industri dan aplikasi yang bergantung pada komoditas tembaga — bahkan ketika Trump terus menekan Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga.  

Tindakan tersebut bahkan berisiko merusak ambisi utama Trump untuk menghidupkan kembali manufaktur dalam negeri dan menantang kekuatan industri China.

"AS tidak memiliki kapasitas tambang, pabrik peleburan maupun pemurnian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tembaganya sendiri," tulis analis Jefferies LLC, Christopher LaFemina dalam sebuah catatan. 

"Akibatnya, tarif impor kemungkinan akan menyebabkan harga premium tembaga yang signifikan di AS dibandingkan dengan wilayah lain," tambahnya. 




TERBARU

[X]
×